Musim dingin menghampiri
Salju pertama tiba di sudut jendela
Butirannya terus juga turun
Bergulung-gulung menumpuk di dinding kalbu
Pagi beku tampilkan gambar di kaca-kaca
Embun mengukir pohon, bunga, dan bida
Dulu, sebuah cerita bicara
Kaubisikkan saat dalam pelukan
Sedang aku terkejap mengagumi setiap kata
Yang terucap lewat bibirmu terbuka
Dulu, sepertinya telah berlalu
Saat masih ada cahaya pada tatapanmu
Selalu aku berlarian di sekitarmu
Mencari sinar yang menghangatkan hatiku
Kakek salju selalu datang tiap malam
Katamu, sambil mengeratkan genggaman
Lukisan di kaca itu dibuatnya saat kita lelap
Berjalan menyusuri dunia mimpi
Mengembara dari harapan ke harapan
Kakek salju melangkah senyap di gelap pekat
Melukis garis cair tepian alir
Tingkap melipat kaca mengilap
Ranting menggeletar dalam goresan
Saat kudekatkan mulut ke kaca
Embusan napas melelehkan citra
Lubang menganga bagai luka
Pohon-pohon besar meranggas
Hitam membuat bayangan beku
Salju terus bergulung-gulung
Menumpuk di sanubariku
___________________
Jakarta, 4 Maret 2023
Nia Samsihono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H