Mohon tunggu...
Muhammad MaulanaYusuf
Muhammad MaulanaYusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Halo saya daciko interested with music, rain, social media dan banyak lagi!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agama dan Depresi

28 November 2022   16:00 Diperbarui: 28 November 2022   16:02 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenal Apa Itu Depresi?

Depresi merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan dengan senang hati. Sudah sejak lama depresi juga menjadi penyumbang angka bunuh diri karena banyaknya orang yang mengalami depresi tetapi tidak ada tempat untuk mereka berbicara, bercerita, dan kurangnya aware dari orang sekitar terhadap orang yang mengalami depresi.

Karena itu pentingnya sikap perduli kita terhadap sesama bahkan sikap aware terhadap diri sendiri atas datangnya perasaan sedih jika terus berkelanjutan agar bisa menghadapinya dengan benar.

Depresi dapat menyerang siapapun tanpa memandang gender, umur, dan lain – lain. Pentingnya dukungan sosial terhadap orang menjadi sangat penting demi menciptakan kondisi psikologis yang baik bagi semua manusia, karena semua masalah dan kekuatan manusia diciptakan dengan porsi yang berbeda – beda.

Banyaknya kasus bunuh diri akibat depresi dapat menjadi contoh bahwa kurangnya sikap peduli terhadap sesama, dan salah satu masalah yang sangat sering kita lihat adalah banyak di berita di internet atau televise adalah kasus bunuh diri dan sikap orang – orang hanya menganggap sepele hal tersebut bahkan banyak yang berbicara bahwa mereka hanya kurang iman kepada tuhannya atau bahkan lebih buruk dari itu.

Kondisi psikologis orang memang tidak bisa dilihat secara langsung dan sangat sulit untuk mengetahui apakah seseorang sedang mengalami depresi atau sedih yang berlarut – larut, Tetapi bisa diketahui dengan berbagai cara yaitu seperti mengajaknya mengobrol tentang masalahnya, melihat perilakunya, dan apakah ada yang berbeda dari dirinya atau tidak.

Banyak orang awam mengaitkan depresi dengan kurangnya iman seseorang terhadap tuhannya, menjadi suatu hal yang kompleks terutama dalam pandangan psikologi dan agama tetapi keduanya bisa menjadi satu dan saling mendukung satu sama lain karena banyak juga cara dan contoh dari agama bagaimana sudut pandang agama mengatasi dan melihat depresi dari prespektif keagamaan dan kerohanian.

Kontroversialnya Depresi Dan Prespektif Masyarakat

Kerap menjadi hal yang sepele dan prespektif masyarakat terhadap penyakit mental juga lebih banyak yang menganggap remeh. Depresi dapat diatasi dengan berbagai cara salah satunya adalah pergi ke Psikolog/Psikiater untuk menceritakan apa yang sedang terjadi jika mengalami kesedihan yang berlanjut dan menganggu kegiatan sehari – hari.

Hal yang dapat dilakukan terhadap orang sekitar atau action kecil juga bisa kita lakukan seperti bertanya kepada orang yang sedang depresi apa yang dirasakannya dan memberikan sifat peduli terhadap orang depresi apalagi jika ia mempunyai kecenderungan bunuh diri yang tinggi. Hanya dengan mendengarkan apa yang dikeluhkan seseorang yang depresi bisa dikatakan bahwa kita berhasil menyelamatkan satu nyawa hanya dengan mendengarkan.

Prespektif masyarakat terhadap penyakit mental kadang hanyalah dianggapnya kurang iman dan lain – lain, Mungkin kebanyakan akan marah jika mendengar statement ini apalagi dari mulut orang yang tidak pernah mengalami fase depresi dan berada di titik terendah dalam hidup mereka. Sebagai contoh seperti orang yang mengaku bahwa dirinya depresi lalu malah dibilang seperti “kamu hanya kurang ibadah!” “makanya sholat” dan masih banyak lagi judgment dari orang yang awam terhadap penyakit mental.

Namun harus diketahui bahwa faktor ketuhanan juga berpengaruh besar terhadap kondisi psikologis manusia dan bisa menjadi jawaban atas kebingungan bagi para penderita depresi dan penyakit mental.

Selain berkunjung ke Psikolog atau Psikiater, agama juga bisa menjadi obat dari segala urusan yang membingungkan karena dijelaskan di Al – Quran banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh seorang muslim dan muslimah ketika mereka mendapat suatu masalah yang kecil maupun besar. Jadi Agama juga menjadi faktor penting dan bisa menjadi obat dari segala masalah – masalah duniawi yang bahkan kita tidak bisa ataupun tidak tau bagaimana cara menyelesaikannya.

Berpegang teguhnya kepada agama dan kepercayaan kepada Tuhan sangat berpengaruh dalam semangat menjalani hidup, sebagai contoh :

 Pasien kanker yang obatnya belum ditemukan dalam dunia kedokteran pasti mengalami depresi yang sangat akut karena ia tau bahwa nyawanya tidak dapat dipastikan bisa berlangsung secara lama ataupun tersisa sedikit lagi, ia bisa berpegang teguh dan menguatkan dirinya dengan berbicara seperti :

“ohh, mungkin ini cara tuhan untuk membersihkan dosaku dengan memberi penyakit ini agar nanti di surganya aku hanya tinggal menikmati saja”

Orang yang tidak beragama rentan mengalami suicidal atau kecenderungan bunuh diri sebagai contoh di Korea dan Jepang, yang culturenya bersikap individualis dan tidak bertuhan pasti akan sangat bingung jika ditimpa suatu masalah besar dan menyebabkan diri mereka depresi, dan tanpa tahu cara menyelesaikan masalahnya mereka malah sebaliknya mengambil jalan pintas yaitu “bunuh diri”.

Disini dapat dilihat konsep bertuhan dan beragama sangat berperan penting terhadap kondisi psikologis seseorang jika ditimpa suatu masalah ataupun yang lainnya. Dimana orang yang bertuhan masih mempunyai pegangan atau tempat pulang yaitu Tuhannya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi dan kegelisahan hati sebagai contoh berbicara kepada tuhan setelah sholat, maupun berdoa dan berserah diri kepadanya soal urusan duniawi.

Kesimpulan :

Cara memperlakukan orang yang mempunyai penyakit mental dapat dipelajari dan pentingnya menumbuhkan sifat peduli terhadap orang lain tanpa adanya judgement dari kita terhadap orang lain. Bahkan nabi pun pernah mengalami depresi berat seperti nabi Ibrahim yang kehilangan anaknya, nabi yunus yang tertelan ikan paus. Tetapi mereka selalu percaya bahwa Allah akan membantu mereka dan memang pada akhirnya semuanya akan ada titik terang dalam kehidupan.

Depresi merupakan gejala normal yang terjadi pada diri seseorang, karena manusia pada dasarnya memiliki dimensi psikologis atau aspek kejiwaan, maka wajarlah seseorang bisa depresi. Yang harus dipahami oleh setiap orang adalah bagaimana cara mengelola depresi yang dialami itu agar tidak semakin kritis sehingga salah mengambil keputusan hingga merusak diri bahkan bunuh diri.

Juga terdapat salah satu pegangan yang dapat dipegang adalah

 “jika kamu maju satu langkah kepada allah, allah akan maju beribu – ribu langkah kepadamu”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun