Topik pertama, yang aku bahas dari buku :Sumatera Tempo Doeloe dari Marco Polo sampai Tan Malaka" adalah Kerajaan Ferlec melalui tulisan Marco Polo yang menggambarkan kerajaan ini pada tahun 1290 an.Â
Kalian kenal kan Pak Wa Marco Polo (uwak laki-laki dikeseharian orang Aceh) ini siapa? Itu loh pelancong asal Venesia yang datang ke Pantai Timur Sumatera yang sedang menunggu angin agar kapalnya bisa kembali berlayar.
Ferlec atau Perlak atau kalau nama sah admistrasinya Peureulak, silahkan kalian baca agak sulit sih tapi beberapa wilayah di Aceh akan banyak menemukan nama tempat dengan menggabungkan 2 huruf vokal, itulah uniknya Aceh.Â
For your information aja nih, kalau Peureulak ini, sekarang adalah nama sebuah daerah di Kabupaten Aceh Timur. Kota transit bagi para pelancong yang mau atau dari daerah menuju Banda Aceh, kota ini wajib dilewati jika melewati jalan sebelah timur.Â
Tak hanya sekarang-sekarang aja yaa, bahkan pada tahun 1290 an Marco Polo sudah sampai disini loh. Begitu menariknya memang Peureulak untuk dikunjungi.
Kembali lagi ke topik yaaa...Â
Aku akan mengutip catatan Marco Polo mengenai Kerajaann Ferlec ini.Â
"Anda harus tahu bahwa dulu orang-orang Perlak adalah penyembah berhala, tetapi karena berhubungan dengan pedagang-pedagang Saracen yang sering berlabuh di sini, mereka berpindah menganut ajaran Muhammad (Islam)," ungkap Marco Polo dalam tulisannya.Â
Menarik nih, Peureulak yang pada saat ini aku melihatnya sebagai kota dengan unsur Islam yang amat kental ditandai dengan banyaknya dayah (tempat mengaji) ditempat ini. Dulu penduduknya juga sebagai penyembah berhala, sama seperti daerah-daerah lain.
Nah, kedatangan pedagang-pedagang Saracen (pedagang dari timur, perbaiki ya kalau aku keliru) mereka beralih memeluk agama Islam, awet sampe sekarang.