Mohon tunggu...
Daaniys Roffi Alexander
Daaniys Roffi Alexander Mohon Tunggu... Guru - Guru di TK Islam Terpadu Al Uswah Tuban

Hobi membacakan cerita, menyukai dunia anak-anak, dan sangat tertarik dengan kepenulisan. Selalu menggali potensi dan wawasan dengan pengalaman-pengalaman berharga. Karena banyak pengalaman membuat kita menjadi lebih percaya diri dalam mengambil keputusan dan menebar kebaikan. Experience is the best Teacher.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menunggu Sehat 3

18 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 18 Agustus 2023   08:03 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Alhamdulillah..

Allah memberikan kesehatan, 2 minggu aku kelihatan bugar. Obat-obatan dari dokter tinggal sehari. Waktunya untuk kontrol. 

Kali ini, aku ditemenin sama si Eneng. Eneng adalah saudara sepupuku. Mbakku tidak bisa mengantarkan aku kontrol, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya karena hari efektif.

Baca juga: Menunggu Sehat 1

Aku memilih naik motor saja berdua sama Eneng karena badanku sudah enakan. 

Eneng bekerja di pemerintahan bidang sosial, ia sudah berpengalaman mengantar orang ke rumah sakit. Jadi aku merasa aman bersamanya hari ini.

Pagi-pagi kami berangkat. Setelah mampir membeli bahan bakar, kami melanjutkan perjalanan.

Baca juga: Menunggu Sehat 2

"Ayo..Mbak Rani. Pegangan yang kuat jangan sampai ngantuk lo.." pinta eneng.

"Siap, ntar kalau aku ngantuk berhenti bentar ya."jawabku

"Iya, sekalian nanti beli cemilan hehe.." eneng mulai lapar.

Baca juga: Adik Kesayangan

"Siap bosku.."sahutku.

========

Sesampainya di rumah sakit, disambut bapak Satpam yang ramah. Karena sudah daftar online yang sudah ada nomer antriannya, jadi kami tinggal masukkan nomer pin di komputer. Setelah itu tinggal antri saja di depan ruangan. Dan dapat nomer 5. 

Seperti biasa, dengan keluhan yang tinggal nyeri saja dibagian dada. Tapi tetap diberi obat oleh bu dokter.

Semua Eneng yang melakukan dari antri obat dan pembayaran. Aku disuruh duduk santai di kursi tunggu.

Wah, baik sekali saudariku ini. Setelah keluar dari rumah sakit. Kami pun menuju tempat parkir dan siap untuk pulang.

Kurang lebih 100 meter dari rumah sakit, kami pun mencari warung makan. Mampir juga kami buat makan siang, karena perutku mulai keroncongan.

"Maem apa..." tanya eneng.

"Terserah, tapi ndak pedes dan ndak kecut. "pintaku.

"Rawon 1, soto 1 ya mbak." pesen eneng.

Setelah makanan siap, kami langsung makan dan memesan es teh. Aku yang masih harus menjaga makan dan minum, cukup meminum air putih yang aku siapkan dari rumah.

Soto yang hambar karena tanpa jeruk nipis dan sambal itu sesuatu sekali. Tetapi tetap aku makan, agar perutku terisi. Karena sehat itu harus diikhtiari. Tetap menjaga makanan dan minuman yang masuk ke tubuhku.

"Alhamdulillah, kenyang. Yok pulang..."ucap eneng, sambil meneguk es teh pesanannya sampai habis.

=============

Eneng mengantarku pulang dengan selamat.

"Assalamualaikum..."ucapan salam kami.

"Waalaikumussalam... Mashaa Allah, alhamdulillah sudah pulang naak. Matur suwun ya nduk, sudah nganterin mbak mu ke rumah sakit" ucap Ibu.

"Inggih Bu De, sami-sami". Jawab eneng.

"Sampaikan makasih juga buat bundamu ya, ini nitip tadi Bu De dari pasar beli melon kesukaanmu" kata Ibu.

"Wah..Bu De ku baik banget, makasih Bu De sayang. Lekas Sehat ya mbak Rani. Aku balik dulu" pamit eneng.

"Aamiin..."Jawab ku dan Ibu kompak

"Hati-hati ya nduk..."pesan ibu.

"Inggih Bu De. Assalamualaikum.." Suara salam Eneng sambil melajukan motor beat merahnya.

===============

Bersambung....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun