Mohon tunggu...
Anton Da Karola
Anton Da Karola Mohon Tunggu... Freelancer - | tukang foto | tukang kliping

Citizen journalist from South Sumatera.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Catatan Nonton Film: Maunya Gratis, Malah Tekor...

22 Agustus 2015   11:51 Diperbarui: 22 Agustus 2015   11:51 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu ini Cinemaxx promo nonton bioskop, beli 1 gratis 1 di harian nasional, meski tak nongol di harian lokal tapi sempat ada pemberitaannya. Sayang, bila tak memanfaatkan kesempatan ini pikir saya.

Akhirnya saya dan istri memutuskan pergi ke Palembang Icon (PI) pada Jumat malam (21/8) untuk menonton Inside Out yang pukul 19.45, setelah sebelumnya memilih antara Sabtu siang atau malam Sabtu. Sebenarnya Oom-nya anak-anak sudah ngajak nonton minggu sebelumnya, tapi karena menurut saya tak ada film animasi akhirnya batal (padahal ditraktir juga).

Jadwal tayang di bioskop biasanya kurang bersahabat dengan jadwal sholat. Pas Zuhur, pas Ashar, pas Maghrib dan pas Isya. Padahal mushala di mall biasanya padat dan sempit.

Jika hendak menonton malam hari, sebaiknya usai Maghrib, Jika hendak menonton siang hari sebaiknya sebelum Zuhur atau Ashar.

Jumat petang istri masih ada pengajian, paling cepat selesai pukul 17.00, tapi biasanya menjelang Maghrib baru usai, belum lagi harus mengabsen ke kantornya.

Usul saya agar membeli tiket terlebih dahulu karena PI melewati kantor istri ditolaknya dengan alasan efisiensi.

Waktu 1,5 jam ternyata masih kurang untuk persiapan menonton, bolak-balik ke rumah sudah hampir setengah jam. Akhirnya pukul 19.00 lewat baru berangkat.

[19:26] Tiba di parkiran yang sudah ramai antrian kendaraan bermotor.

[caption caption="Antrian di Bioskop Cinemaxx, Jumat malam (21/8)."][/caption]

[19:35] Saat masuk ke Cinemaxx, antrian pembeli tiket sudah membludak hingga keluar pintu. Alamak...

Ketika membeli tiket, saya tanya, "Beli satu gratis satu, ya?" Ya, tapi harus beli makanan dan minuman juga. Akhirnya saya beli popcorn saja, sambil melihat angka di billing Rp 140.000 (sambil ngeluarin receh...) eh, ternyata yang harus dibayar hanya Rp 95.000 saja.

Saya khawatir, jika telat masuk anak-anak umur 3,5 dan 2 tahun tidak bisa beradaptasi.

Dulu, pernah diajak Baiti nonton Doraemon karena ada satu tiket menganggur. Saya mengajak si bungsu, tapi karena film sudah dimulai, dentuman suara gaduh dari dalam studio membuat ia takut, sehingga kami urung masuk. Padahal, saat nonton Big Hero 6, Interstellar dan The Avengers: Age of Ultron mereka tidak merengek-rengek.

Akhirnya, kejadian. Di pintu masuk studio 5, si sulung menarik-narik baju emaknya agar tidak masuk, setelah dibujuk tetap tidak mau masuk. Saya sendirian yang menonton selama beberapa menit, keluar lagi untuk membujuk, tak berhasil, masuk lagi.

Padahal, film berdurasi 101 menit ini cocok untuk menjelaskan kepadanya berbagai emosi dalam karakter seperti Joy (bahagia), Fear (takut), Anger (marah), Disgust (jijik), dan Sadness (sedih). Tapi sayangnya, dalam teks terjemahan nama mereka tidak dipertahankan.

Setelah adegan film sepertinya akan mencapai puncaknya, saya keluar dan mengajak anak-anak pulang... Maunya gratis, eh malah tekor... (Mau Ketemu Joy, eh yang nongol si Sadness).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun