Bisa jadi didorong rasa ribet mencari nama yang pas untuk gugusan pulau itu adalah dua orang penulis di majalah ilmiah "Journal of the Indian Archepelago and Eastern Asia (JIAEA)" yang pada tahun 1850 Â bareng bareng menulis dalam majalah itu dengan mengunggah dua nama yang berbeda.
James Richardson Logan menulis nama  "Indunesia". Seorang lagi bernama George Samuel Windsor Earl memberi nama "Malayunesia".
Setelah bersepakat, maka dipakailah usul Logan dengan mengganti huruf "u" dengan '"o", Indunesia menjadi Indonesia.
Tahun 1884 nama Indonesia dipopulerkan oleh Adolf Bastian. Etnolog Jerman itu menulis buku dengan judul "Indonesien" Oder Die Inseln des Malayischen Archipelago.
Tahun 1922 Mohammad Hatta yang sedang belajar di Sekolah Tinggi Ekonomi Rotterdam merubah nama organisasi pelajar dan mahasiswa Indische vereeniging menjadi Indonesische vereeniging (Perhimpunan Indonesia). Juga mengganti nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka.
Selain itu nama Indonesia juga digunakan Soewardi Soerjaningrat alias Ki Hajar Dewantara. Ketika dibuang di Belanda KHD dan kawan-kawan mendirikan kantor berita dengan nama Indonesische Press Bureau.
Nama Indonesia terdengar secara lantang dalam lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratnan yang dinyanyikan dalam kongres pemuda 28 Oktober 1928. Dan yang sangat bernilai sejarah adalah yang diucapkan bung Karno dalam proklamasi Kemerdekaan 17 Augustus 1945.
"Kami bangsa Indonesia,dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal hal yang mengenai pemindahan kekusaan dll diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya".
Dirgahayu 77 tahun Indonesia.- ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H