Proses Pengobatan Stroke
Di artikel sebelumnya, aku disuruh untuk CT Scan, hasilnya dijelaskan Dokter pada pertemuan tanggal 7 Juli 2022. Menurut hasil CT Scan, ada penyumbatan kecil di bagian depan otak atau infark lakunar kronis di nucleus lentiformis bilateral. Karena penyebab pita suara aku lumpuh terlihat jelas pada gambar CT Scan, maka aku bisa cukup bersyukur di tengah kesulitan ini.Â
Dokternya pun tampak lebih santai dan lebih optimis. Dia berkata, "Alhamdulillah hasil CT Scan, langsung terlihat penyebabnya, jadi ibu gak perlu tes darah. Saya sudah tau bagaimana cara mengobatinya dan mengatasinya."
Selanjutnya kurang lebih percakapan aku dengan Dokter sebagai berikut:
Dokter: "Selain suara ada bagian tubuh lain yang terganggu atau terasa tidak berfungsi baik?"
Aku: "Sepertinya hanya suara saja Dok, yang lain gak ada keluhan."
Dokter: "Baik. Ibu pekerjaannya apa?"
Aku: "Bagian keuangan Dok."
Dokter: "Berarti aman. Karena kalau pekerjaannya penyanyi atau guru kan repot. Jadi ini proses penyembuhannya akan memakan waktu lama, bisa setahun lebih. Itupun suaranya  belum tentu kembali seperti semula. Nanti saya rujuk ke Dokter Rehabilitasi Medik untuk terapi. Cukup ketemu terapisnya sekali atau dua kali, sampai tau cara latihannya, terus latihan sendiri di rumah. Ini saya share video dari YouTube, cara latihan pernafasan, kayak latihan pernafasan untuk penyanyi. Tapi kalau ibu agar bisa bicara lewat perut."
Aku: "Oke Dok. Berarti saya harus buat rujukan lagi di Puskesmas kah?"
Dokter: "Tidak perlu. Untuk terapi cukup bawa rujukan yang ke Dokter Saraf aja. Dan untuk obat, saya resepkan pengencer darah Miniaspi dan obat darah tinggi Ramipril. Juga agar cepat pulih, saya resepkan vitamin saraf namanya Methycobal, tapi vitamin ini gak dicover BPJS, jadi harus beli sendiri."
Suami Aku: "Gak papa Dok. Kalau perlu, kalau ada obat yang lebih manjur, gak papa mahal, kami beli juga."
Dokter: "Gak perlu Pak. Kita mulai dari obat yang paling rendah dulu, kalau gak mempan baru kita tingkatkan levelnya."
Aku: "Apa saya termasuk darah tinggi Dok? Sebelumnya saya selalu darah rendah, baru sejak TB Paru kemarin tiap ukur tensi 140-145 / 85-90."
Dokter: "Iya dengan kondisi Ibu memang harus dijaga tekanan darahnya. Penyebab utama penyumbatan itu pertama darah tinggi, kedua diabetes, ketiga kelainan darah seperti pengentalan darah. Saya lihat selama beberapa kali kunjungan di RS ini tekanan darah ibu malah di atas 150. Jadi memang harus dikendalikan tekanan darahnya."
Aku: "Agak aneh sebenarnya Dok, karena saya dari dulunya selalu darah rendah, bahkan sampai gak pernah bisa donor darah. Tapi tiba-tiba tekanan darahnya bisa meningkat secara signifikan."
Dokter: "Yah itu bisa banyak faktor sih ya. Ibu rajin olahraga gak?"
Aku: "Saya lumayan rutin jogging Dok."
Dokter: "Bagus bu, harus tetap rajin olahraga ya. Itu mempercepat pemulihan."
Aku: "Terus Dok, apa ada pantangan?"
Dokter: "Makan aja semua Bu, cuma gak boleh makan yang haram aja. (Dokternya sambil tertawa, membuat kami pun ikut tertawa). Ini kan mau Idul Adha, nanti mau makan kambing mah makan aja. Karena agar pengobatannya efektif, ibu perlu cukup nutrisi. Dan ibu juga berat badannya masih aman. Asal tetap rajin olahraga sih aman Bu."
Aku: "Oke Dok."
Dokter: "Nanti ketemu dengan Dokter Rehabilitasi Mediknya baru bisa minggu depan ya. Karena BPJS jadwal ketemu Dokter seminggu sekali. Ibu bisa minta jadwalnya ke perawat. Dan konsul dengan saya sebulan lagi."
Aku: "Baik Dok"
Dokter: "Adalagi yang mau ditanyakan?"
Aku: "Sementara ini cukup Dok."
Dokter: "Semangat ya Bu."
Sekali lagi aku mau bilang, kalau ketemu Dokter yang komunikatif, mau menerangkan panjang lebar, itu ngebantu banget pasien untuk semangat dan optimis.Â
Selanjutnya perawat ngasih aku rujukan untuk ke Dokter Rehabilitasi Medik tanggal 14 Juli 2022 dan Surat Kontrol Dokter Saraf 8 Agustus 2022. Kisah berikutnya adalah perjalanan panjang terapi yang butuh kesabaran dan semangat.
Link Sumber Gambar Paling Atas : Kasus Langka! Pita Suara Remaja Lumpuh Gara-gara Covid.
___
Artikel sebelumnya
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (1)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (2)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (3)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (4)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (5)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (6)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H