Mari kita mulai perjalanan panjang yang berliku dan mendaki ini (kek lagu siapa ya?!). Awal Juni 2022, aku ke Puskesmas (Faskes 1). Di Puskesmas dekat rumah aku ini, antriannya juga teratur. Antrian untuk lansia, ibu hamil dan anak-anak, perawatan gigi dan umum dipisah. Jadi antriannya juga gak lama.
Aku sampaikan keluhannya, dan surat rujukan yang dikasih Dokter Paru. Dan memang dengan kondisi aku, harus dirujuk ke Dokter THT. Aku langsung minta dirujuk ke RS yang sama dengan suami. Surat rujukan berlaku 3 bulan, aku berdoa semoga sebelum 3 bulan sudah sembuh.
Tanggal 10 Juni 2022 aku ke Dokter THT, selalu deg-degan sebelum ketemu Dokter, ngalah-ngalahin deg-degam waktu mau kencan pertama kali (hihihi). Saat ketemu Dokter, tampak menyeramkan, karena mengenakan APD lengkap.
 Mungkin karena Dokter THT, selalu buka-buka mulut, jadi aturannya masih harus pakai APD lengkap.
Walau penampilan Pak Dokter seperti astronot, tapi doktermya asli ramah banget dan memberikan penjelasan yang mudah dipahami. Dokternya menjelaskan, disfonia atau suara tidak normal atau serak atau suara hilang itu bisa karena banyak hal, bisa karena ada penumpukan dahak, bisa karena radang, bisa luka dan lain-lain.Â
Berhubung aku pake BPJS, jadi gak bisa semua tindakan dilakukan dalam sekali pertemuan. Setiap pertemuan sekali tindakan dan tindakan selanjutnya dilakukan minggu depannya.Â
Jadi untuk tahap awal, aku harus rontgen wajah dan leher. Sebenarnya gak berapa lama keluar hasilnya, hanya dibaca dokternya minggu depan. Selama menunggu seminggu aku dikasih obat pengencer dahak dan obat kumur.
Tanggal 17 juni 2022 aku datang lagi ke Dokter THT, dan berdasarkan hasil rontgen, aku ada sinusitos maksilaris ringan di pipi kiri. Padahal aku gak pernah punya penyakit sinus, dan gak merasakan gejalanya. Kemudian dilakukan pengecekan ke area kuping dan hidung. Jadi aku pun diresepkan obat sinus dan tetap minum pengencer dahak dan obat kumur.
Datang lagi tanggal 25 Juni 2022, nah saat ketemu Dokter THT kali ini baru dimasukin kamera ke mulut, untuk cek kondisi pita suara. Dan tampilan pita suara aku baik, gak ada luka-luka, saat disuruh ngomong, "aaaaaaaa", pita suara yang kanan bergerak normal, sedang yang kiri tidak bergerak. Atau bahasa lainnya pita suara bagian kiri itu lumpuh.
Karena pita suara kiri lumpuh, dokternya bilang, harus dirujuk ke Dokter Saraf. Dia pun ngomong, "saya gak berhak menerangkan secara detail kondisinya, biar Dokter Saraf yang menjelaskan kondisi ibu. Jadi saya rujuk ke Dokter Saraf, ibu bisa minta diatur jadwalnya di bagian pendaftaran."
Walau dokternya gak bilang apa-apa, tapi dia ngasih catatan dirujukan ke Dokter Saraf itu, kok bikin aku ngeri. Selain surat rujukan, aku juga dikasih resep obat nasal, untuk bersihin sisa-sisa dahak di hidung.