Kebanyakan cewek doyan dengan hal-hal yang romantis, kalau aku selalu gagal menikmati romantisme. Bila banyak cewek terbuai dengan rayuan gombal, kalau aku ngerasa terhina kalau digombalin cowok. Karena cowok dalam merayu sungguh tidak realistis, buat aku malah seperti sedang menyindir aku.
Ambil contoh kata-kata gombal cowok, "Kamu sungguh lembut, selembut sutra.." Ini penghinaan, pertama aku sama sekali bukan lelembut, yang kedua aku mirip sutra? Oh noo..what the maksud? *gagal paham*
Kembali ke romantisme, dulu waktu awal pacaran, suami aku selalu mencoba romantis. Aku sih nggak tau pasti, sebenernya dia tipe cowok romantis apa bukan. Yang pasti suamiku nggak suka ngegombal, soalnya kalau suka gombal pasti sudah aku delete jauh-jauh hari.
Kalau koplak pasti jadi pilihan utama. Dan suamiku ini orang koplak yang berusaha untuk romantis. Sedang aku gagal romantis. Jadi beginilah kisahnya:
Ngasih Sebuket Bunga
Di hari ulang tahun aku, pagi-pagi secara tak terduga, suamiku datang ke kos. Hal ini prestasi yang luarbiasa, secara dia susah bangun pagi. Terus aku yang masih belekan plus ileran, kaget antara ngelindur dan ngantuk, menemui sang pujaan hati (tsaaah..).
Dan dia langsung ngucapin selamat ultah, sambil ngasih buket bunga yang cantik. Aku cuma melongo, bengong dan bingung mau ngapain. Akhirnya aku cuma bilang terima kasih sambil nguap. Dan aku yakin saat nguap masih bau jigong (hahaha..). Terus dia bilang, "Jadi cuma gini doang nih?" Aku cuma bisa mangap.
Beberapa hari kemudian dia cerita bagaimana perjuangannya dia bangun sebelum fajar, terus nyari-nyari bunga dan milih-milih bunga. Dan kemudian kecewa dengan ekspresi aku yang sungguh datar dan dingin. Menurutnya nggak sesuai dengan perjuangannya. Aku kembali mikir, lah harusnya kayak gimana sih ekspresinya? *kembali gagal paham*
Ciptain Lagu
Lalu suamiku pernah nyiptain lagu buat aku, dan aku cuma senyam senyum nggak jelas. Padahal lagunya keren bangeeet. Dan aku suka dengan lagu itu. Tapi sekali lagi menurutnya, aku nggak mengapresiasi dengan baik. Walhasil sekarang dia lupa, jangankan nadanya, liriknya aja lupa. Aku cuma bingung, lah gimana sih cara mengapresiasi romantis itu? *lagi-lagi gagal paham*
Kayaknya aku udah terlanjur punya pikiran kalau orang koplak itu nggak pantes romantis, jadi tiap suami melakukan hal romantis, aku malah jadi ketawa-ketawa. Aku pikir koplaknya lagi kumat. Hihihi.
Sejak itu suamiku kapok romantis, katanya setiap usaha romantis selalu gagal, nggak sesuai dengan harapan. Jadi stop romantis-romantisan. Enough enough enough. (Untung bukannya, eneg eneg eneg... Hihihi..)
Efek sampingnya dari salah ekspresi romantis itu, membuat sekarang jadi tak punya momen romantis. Sekali waktu whatsapp-an suami bilang kangen, terus mmmuuuaaaaah.. Langsung berbunga-bunga. Sambil menyesali dulu gagal paham tentang romantisme.
Paling parah, diawal menikah suami pernah sekali waktu lupa ulang tahun aku. Terus bete, marah dan dongkol campur jadi satu kayak GANAS (Gado-gado Nasi -red). Padahal sudah capek mancing-mancing dari pagi, tetep aja nggak nangkep. Dan keesokan harinya ngomel-ngomel, terus suamiku minta maaf. Jadilah aku luluh. Lebih tepatnya luluh karena suamiku janji mau beliin apa aja yang aku mau. (Hahaha.. Ngambek versi matre..)
Jadi pesan aku, jangan pernah menyia-nyiakan momen romantis sekecil dan segaring apapun. Karena kalau cowok udah kapok romantis, ternyata nggak baik buat kesehatan. Hahaha..
Salam romantis,
____
Powered by @KoplakYoBand
Teman Senasib:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H