Mohon tunggu...
Diah Utami
Diah Utami Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat

Warga dunia biasa yang masih suka hilang timbul semangat menulis dan berceritanya. Berharap bisa menebar sepercik hikmah di ruang maya kompasiana. Semoga berkah terlimpah untuk kita, baik yang menulis maupun membaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Supir Nekat vs Supir Disiplin

16 Februari 2018   11:00 Diperbarui: 16 Februari 2018   12:18 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SIM dengan foto yang nggak pernah 'benar' :(

Begitu banyaknya pengemudi di jalan tol yang membiarkan kaca jendelanya terbuka untuk mendapatkan udara segar atau bahkan sebagai 'akses cepat' untuk membuang sampah ke jalanan, mulai dari tissue, puntung rokok hingga sampah bungkus makanan. Satu hal lain yang membuat dua orang Jepang itu terheran-heran adalah adanya pejalan kaki di jalan tol. 

Tidak sekedar berjalan searah laju kendaraan, mereka bahkan menyeberang di jalan tol!!! Haha... Itu biasa di sini, walaupun seharusnya kebiasaan itu tidak dipertahankan. 

Pengalaman beberapa kawan lain yang baru pulang dari luar negeri ternyata memiliki persamaan dan perasaan serupa. Beberapa temanku jadi takut menyeberang karena tidak terbiasa dengan kondisi jalan yang begitu ramai. Sedangkan yang lainnya 'kapok' menyetir karena situasi jalanan yang sama sekali berbeda dengan di Jepang. 

Kami yang biasa bersepeda merasa kesulitan lagi beradaptasi dengan sikon jalanan (di Bandung sekalipun!) yang dipadati dengan sopir-sopir angkot dan pengendara sepeda motor yang berebutan jalur. Mepet-mepeeeet, itu sudah biasa. Kadang ngeri juga sih bila aku bersebelahan dengan mereka. 

Tapi pada saat aku baru kembali ke Bandung, aku 'didesak' keadaan utuk menjadi 'guide' bagi kedua teman Jepangku, dan menunjukkan wajah asli dari negeriku. Yah, bagaimanapun juga, baik atau buruk, inilah negeriku. Selamat datang (kembali) deh di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun