Mohon tunggu...
Byanda Lutfi Hawa
Byanda Lutfi Hawa Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Halo! Mari bertukar pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jakarta, Masih Jadi Magnet Urbanisasi Indonesia

4 Mei 2023   15:05 Diperbarui: 4 Mei 2023   15:00 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urbanisasi merupakan fenomena yang sering terjadi khususnya di kota besar seperti Jakarta. Banyaknya lapangan pekerjaan, fasilitas publik yang memadai, peluang usaha yang lebih besar, dan tersedianya berbagai program bantuan sosial serta kemudahan dalam akses informasi yang semakin masif ini seolah menjadi "surga" bagi para pelaku urbanisasi.

Jakarta telah menjadi tujuan migrasi bagi banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia, mayoritas bagi mereka yang ingin mencari pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup. Akibatnya, jumlah penduduk Jakarta terus meningkat, dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, jumlah penduduk Jakarta mencapai 10,56 juta jiwa. Angka ini meningkat sekitar 1 juta jiwa dari tahun sebelumnya. Urbanisasi di Jakarta memang tidak bisa dihindari, mengingat Jakarta merupakan pusat perekonomian nasional dan memiliki peluang kerja yang menjanjikan.

Di satu sisi, urbanisasi telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka kesempatan kerja bagi pendatang baru. Namun, di sisi lain urbanisasi yang terjadi di Jakarta tidak sedikit membawa dampak negatif pada kualitas hidup penduduknya. Kemacetan lalu lintas yang semakin semrawut, polusi udara yang memburuk, kepadatan penduduk, dan ketidakmerataan pembangunan wilayah adalah masalah yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta akibat urbanisasi.

Kemacetan lalu lintas Jakarta akibat urbanisasi ini menjadi masalah serius, hal ini karena waktu tempuh yang jauh lebih lama sehingga produktivitas menurun. Selain itu, polusi udara yang memburuk pun dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, permintaan akan lahan dan air bersih juga meningkat. Akibatnya, lahan hijau dan sumber daya alam semakin terancam.

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan saat memutuskan untuk melakukan urbanisasi ke Ibu Kota Jakarta. Yang paling pertama dan utama adalah memastikan bahwa tersedianya tempat tinggal. Faktanya kini, banyak masyarakat "pindahan" yang akhirnya memilih mendirikan rumah semi-permanen di pinggir jalan/kali atau bawah jembatan. Hal ini sangat mengganggu dalam hal estetika tata kota Jakarta. Kedua, jika membawa sanak saudara untuk datang ke Jakarta pastikan mereka memiliki rekam jejak yang baik dan bukan pelaku kriminal guna mencegah maraknya aksi kriminal di Jakarta. Selain itu pastikan juga identitas lengkap, seperti Akte kelahiran, KTP, Kartu Keluarga, serta identitas lain agar hak-hak dasar seperti pendidikan/kesehatan dapat terpenuhi.

Masalah yang Timbul Akibat Urbanisasi

Satu hal yang menjadi penting dan membutuhkan perhatian adalah meningkatnya tingkat pengangguran di daerah perkotaan akibat pelaku urbanisasi. Hal ini dikarenakan oleh jumlah penduduk yang bermigrasi ke kota lebih besar daripada jumlah pekerjaan yang tersedia, akibatnya tingkat pengangguran cenderung meningkat. Selain itu, banyak pendatang dari luar daerah Jakarta yang belum memiliki keterampilan atau pendidikan yang diperlukan untuk bekerja di sektor formal atau industri, sehingga mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di Ibu Kota.

Biaya hidup di Ibu Kota terlampau lebih tinggi, termasuk biaya tempat tinggal, akomodasi transportasi, dan makanan yang tersedia. Hal ini dapat membuat pelaku urbanisasi kehilangan akses terhadap sumber daya dan jaringan sosial yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup sehingga menyebabkan terjadinya kemiskinan.

Faktor yang timbul akibat urbanisasi juga dapat menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi yang lebih besar, karena adanya perbedaan antara mereka yang memiliki kemampuan daya saing ke lapangan pekerjaan dan sebagian lainnya yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Hal ini dapat memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi antara kelas yang berbeda di masyarakat dan memperdalam terjadinya kesenjangan sosial.

Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif urbanisasi, salah satunya dengan cara melakukan penertiban administrasi kependudukan, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta Lakukan Penertiban Administrasi Kependudukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun