Kaki mungil itu terus berusaha berlari sekencang-kencangnya, namun seberapa cepatnya kaki kecil itu melangkah, masih kalah cepat dengan angin yang meniup kencang membawa kobaran api melahap apa saja yang dilewatinya. Hanya terdengar lengkingan kecil yang semakin melemah, setelah itu sirna. Berganti tawa kemenangan api menyisakan bara dan asap pekat menyengat.
Beberapa saat kemudian...
Terdengar lengkingan panjang menyeruak keseluruh penjuru. Teriakan tangis kepedihan yang mendalam mengisi relung kalbu. Luka hati yang teramat dalam kala kehilangan dua kekasih hatinya menimbulkan dendam kesumat.
“Suatu saat aku akan membalas mereka...!”
Kudus, 7 Nopember 2015
Cyperus Rotundus
o0o
sumber ilustrasi: mothers-love
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community di sini.
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community di sini. | Cyperus Rotundus, No.59
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H