Mohon tunggu...
kang cyper
kang cyper Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menjadi rumput teki adalah hal terbaik yang bisa dijalani oleh makhluk hidup di alam semesta.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Aku Ingin Jadi Rumput Tekimu

2 Oktober 2015   08:27 Diperbarui: 4 Oktober 2015   09:56 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="gambar: doc. pribadi. my artwork"][/caption]

 

Cyperus_Rotundus,  No. 74

 

"Cinta itu seperti rumput teki...!!!"

"Apa..??"  Aku terbelalak, seakan tak percaya kata-kata itu keluar dari mulut mungilnya.
"Mana ada istilah seperti itu. Ada-ada aja...!!"   aku tertawa lirih sambil mengacak-acak poni yang bebas berserakan di dahinya.

Dia mengerling menatapku sambil tersenyum manis namun ada sedikit misterius di sudut bibirnya.

"Duuuuh... setan betina..!!" umpatku dalam hati.  Tatapan matanya dan senyumannya itu membuat tergugu sesaat.  Jantungku berhenti berdetak, namun sejurus kemudian degup jantung ini semakin lama semakin kencang, semakin memburu.  Ada sesuatu yang aneh masuk melalui pori-pori, menjalar melalui nadi dan menyebar ke seluruh tubuh ini.  Celakanya... aku menyukai, aku menikmati!  Namun aku malu untuk mengakui.  “Dasar...!!!”

Hahahaha..... aku jadi tersipu, sambil membuang muka, pura-pura kulihat lalu-lalang kendaraan di jalan raya.  Padahal sejatinya batin dan pikiran ini sedang riuh rendah bergulat untuk meredamkan hasrat.

“Kenapa diam...?” tanyanya sambil menggeser duduknya tepat di depanku dan mendekatkan wajahnya di hadapanku.   Semakin mendekat..!

“Sompreeettt... !” aku jadi tak berkutik.  Hanya degup jantung ini yang semakin berlari kencang.
“Wow... apakah ini!!” teriak batinku.  Racun apa yang kau hembuskan saat ini, sehingga mampu membuatku mati kutu.  Dan anehnya aku menginginkan moment ini janganlah cepat berlalu...

“Tidak apa-apa..!” Kata ini yang ingin aku ucapkan.  Namun apa?   Lidah ini terasa kelu, bibir ini beku, tak mampu mengucapkan barang sepatah katapun.  Hanya senyuman yang berusaha aku buat semanis mungkin dengan susah payah.  “Dasar payah..!” gerutuku dalam hati.

Dan kemudian hening sesaat…  Ah….  detik-detik yang berlalu kini terasa sangat lama.

“Kau tahu rumput teki di pinggir jalan itu?” tanyanya setelah beberapa saat kami saling terdiam.

“Yang mana?” ucapku setelah berhasil menguasai dan menundukkan setan kecil yang menari-nari di benakku.

“Itu.. yang tumbuh di hotmix aspal pinggir jalan.”

“Oh… itu.., lalu kenapa?” tanyaku sedikit menyelidik.  Kulihat jidatnya sedikit mengkerut, rahangnya semakin mengeras.  Duh… kenapa wajah cantiknya jadi sedemikian serius ini sih…? Byuh.. byuhhhh... makin cantik aja..

“Tahukah kamu, mengapa dia bisa tumbuh di atas jalan beraspal yang sangat keras itu.”

Aku menggeleng...

“Tak percaya jalan itu sangat keras?  Coba aja benturkan kepalamu ke jalan,  pasti  hancur berdarah-darah..!”

Aku tertawa tergelak!!  “Bukan... bukan itu.. maksudku, aku tak tahu kenapa rumput kok bisa tumbuh di aspal.”  Jawabku sedikit gelagapan karena terkejut dengan kata-katanya.

Ee.e... busyet deh.. ni cewek.. sadis amat..! Kupencet hidungnya lumayan keras, sampai dia mengaduh..!  Seketika... dia langsung membalas.  Aku mengelak ke samping.  Yang terjadi kemudian dia kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembab ke pelukanku.   Aku terkesikap, dia juga.  Secepatnya dia kududukkan kembali.  Takut terjadi hal-hal yang aku inginkan.  Huh... dasar cowok..

Tanpa menunggu aku bicara, dia pun melanjutkan lagi.

“Rumput teki itu tumbuhan yang sangat istimewa.  Kekuatannya sangat luar biasa karena sanggup menembus kerasnya aspal hotmix,  daunnya hijau segar runcing menjulang  mampu keluar dan tumbuh di atas aspal.  Dia sangat kuat, jangankan diinjak manusia, dilindas berulang kali dengan roda pun akan terus tumbuh segar kembali.  Panas kemarau panjang yang mengeringkan pohon-pohon yang ada, tak kan mampu membinasakannya.  Akar rimpangnya tetap dapat hidup bertahan di dalam tanah tertandus sekalipun.  Di mana-mana, rumput teki bisa hidup!”

“Lalu apa hubungannya dengan cinta...?” potongku penasaran.

Dia tak menjawab.  Dibukanya tas ransel yang teronggok di sampingnya dan mengambil botol air mineral lalu diminum isinya sampai tuntas tak berbekas.

“Cadas...” desisku.. padahal aku tadi sempat berharap ia menyisakan sedikit saja buatku.  Terpaksa aku menelan ludah sebanyak-banyaknya membasahi kerongkongan yang sudah kering.

“Mau..??” tanyanya seraya melemparkan botol air mineral kosong ke arahku.  “Kenapa tak bilang dari tadi...!”  Ia tertawa cekikikan.  Terpaksa deh senyum masamku keluar.  Bener-bener setan cantik nih orang.

“Demikian pula dengan cinta.” Lanjutnya,  “Kekuatan cinta dapat menghancurkan kerasnya hati seseorang.  Kekuatan cintalah yang menggerakkan setiap orang untuk menimang dan menyayangi bayi mungil.  Kekuataan cinta pulalah yang dapat membuat sepasang kekasih terus bertahan meski telah mendapat tentangan dari seluruh keluarga.”

“Ah... bisa aja kamu..!” sanggahku “Padahal kenyataanya banyak cinta yang berguguran di tengah jalan kan?  Banyak pasangan yang berpisah.  Banyak pula suami istri yang bercerai.  Berarti cinta itu tidak sekuat yang kau gambarkan tadi.”

“ehehe.. udah denger penjelasanku tadi kan, meskipun rumput teki kelihatannya sudah mati, tapi sebenarnya akar rimpangnya masih tetap hidup, dan akan tumbuh lagi setelah tersiram air hujan. Cinta pun demikian.  Meskipun cinta telah padam, suatu saat akan tumbuh dan bersemi lagi.”

“Berarti CLBK dong.. cinta lama bersemi kembali,” sergahku.

“Bisa iya, bis juga tidak” kembali dia tersenyum simpul. “Seperti bunga rumput teki yang terbang tertiup angin, suatu saat dia akan jatuh dan tumbuh menjadi rumput teki yang baru.  Demikian pula cinta, jikalau saat ini tengah layu, pada suatu saat pasti akan mekar kembali, meskipun dengan cinta dan pasangan yang berbeda.”

“Ah... dasar.. bisa-bisanya kamu menghubung-hubungkan!”  gerutuku.

Lalu...

kenapa tiba-tiba sekarang ada rasa yang berbeda..?
Ataukah aku..?

Kuberanikan diri menggengam tangannya.

“May...”
 “Apa...?”
Aku ingin jadi rumput tekimu

 

 

 

NB:

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun