"Sudah sampai Neng" Ucap sang sopir.
"Eh iya pak, ini uangnya terimakasih" Ucap Mora seraya memberikan selembar uang berwarna merah kepada sopir taksi.
Mora keluar dari mobil tersebut, dan melihat sekeliling jalan banyak sekali gedung-gedung tinggi di kota Jakarta, Mora melangkahkan satu persatu kedua kakinya seraya melihat secarik kertas yang ia pegang sendari tadi.Â
Disitu tertulis alamat rumah Bunda Mora, Mora terus saja berjalan hingga menemukan seorang bapak-bapak yang tengah duduk di depan komplek tersebut.
"Permisi, maaf Pak mengganggu. Saya mau tanya bapak tahu alamat ini?" Tanya Mora dan memperlihatkan kertas alamat tersebut.
"Oh ini, kamu dari sini tinggal lurus terus belok kanan rumahnya ber cat putih" Jawab Bapak tersebut.
"Lurus terus belok kanan. Oh oke Pak, kalo gitu saya permisi dulu terimakasih" Ucap Mora dengan nada sopan.
Dengan rasa penuh keyakinan Mora menggenggam erat kertas tersebut lalu berlari sekuat tenaga untuk menuju rumah Bundanya,
"BUN, MORA DATANG" Teriak Mora dengan hati yang sangat gembira.
Setelah sampai dirumah sang Bunda, terlihat jelas rumah itu seperti tidak ada penghuninya. Debu yang menempel dijendela, daun-daun kering yang berjatuhan dan banyak sampah berserakan didepan halaman rumah itu.Â