Mohon tunggu...
Cynthia Novianne Indra Lukmana
Cynthia Novianne Indra Lukmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya mahasiswa Universitas Airlangga yang suka membaca berita seputar ekonomi, finansial, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sulitnya Menguatkan Nilai Rupiah terhadap Dolar Amerika

1 Juni 2022   16:56 Diperbarui: 1 Juni 2022   17:01 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Bank Indonesia

Ketergantungan negara Indonesia terhadap produk impor menjadi boomerang bagi Indonesia sendiri. Memiliki harta karun energi melimpah dan terbesar kedua di dunia tak menjadikan mata uang Indonesia, rupiah menguat. Berbeda dengan negara Kuwait, sebagai negara pengekspor minyak terbesar di dunia dengan banyak cadangan di seluruh dunia menjadikan mata uang negaranya, dinar Kuwait menjadi mata uang tertinggi di dunia. 

Pada nyatanya, kontribusi minyak sawit (komoditas ekspor terbesar) Indonesia pada dunia mencapai 58% dan  batubara (komoditas ekspor terbesar kedua) Indonesia pada dunia mencapai 38,46%. Dengan persentase sebesar ini, Indonesia mampu mempengaruhi mata uang dunia. 

Adanya regulasi pemerintah yang melarang ekspor hasil tambang dalam bentuk mentahan dapat mendongkrak ekonomi Indonesia karena harga ekspor tambang menjadi lebih tinggi. Regulasi ini dibarengi dengan mengendalikan harga hasil tambang dalam negeri.

Apa yang harus dilakukan?

Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menguatkan kurs rupiah umumnya merupakan kebijakan jangka panjang. Contohnya mempromosikan Indonesia agar banyak yang berinvestasi di Indonesia seperti yang dilakukan Luhut Binsar Panjaitan kepada CEO Tesla, Elon Musk. 

Mempromosikan keindahan alam Indonesia agar banyak wisatawan mancanegara datang ke Indonesia sehingga rupiah akan menguat. 

Selain kebijakan-kebijakan tersebut, sebenarnya pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan lain seperti membatasi produk impor yang masuk di Indonesia dan mendukung produk dalam negeri dengan memberikan suntikan dana pada bisnis yang memiliki peluang besar seperti yang dilakukan Korea Selatan. Walaupun memiliki kendala yang besar, kebijakan ini akan efektif dalam jangka panjang. 

Pemerintah juga dapat mempromosikan produk-produk investasi dalam negeri kepada masyarakat Indonesia dan mengajak masyarakat untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN).

Dalam proses transisi dari pandemi menjadi endemi, hal ini harus dimanfaatkan Indonesia dengan berbagai rencana seperti menyelenggarakan konser besar dengan mengundang berbagai penyanyi baik dalam negeri dan luar negeri yang terkenal atau lagi hits. 

Dengan diselenggarakannya konser setelah dunia pulih kembali, maka akan banyak masyarakat luar negeri berkunjung ke Indonesia untuk melihat konser tersebut, dan secara tidak langsung dapat memperkenalkan budaya dan keindahan alam Indonesia.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun