Mohon tunggu...
Ari Lestari
Ari Lestari Mohon Tunggu... -

Simple, murah senyum, gak suka rutinitas, suka mencoba hal2 baru, suka mencari teman2 baru, suka melakukan aktivitas baru, tapi gak suka mencoba cinta baru :p

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerpen: Status yang Terlambat

23 Juni 2010   04:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:21 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Regina... ini buat kamu", ucap Pram terbata2 sambil menyodorkan hadiah2 itu ke hadapan Regina.

Regina hanya terdiam tanpa kata. Dan semua belum berakhir.... Pram merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah. Kotak manis berbentuk hati sudah digenggamnya. Dengan tangan bergetar, Pram berlutut di hadapan Regina. dibukanya kotak kecil itu, yang ternyata berisi sebuah cincin emas putih berhiaskan permata berbentuk hati.

"Sebenarnya aku sayang kamu Na'... Tapi selama ini aku tenggelam dalam ketakutanku sendiri, ketakutan yang gak beralasan. Aku takut gak bisa menjadi yang terbaik untukmu. Bagiku status bukan yang utama, karena yang terpenting adalah hatiku, sebenarnya cuma untuk kamu..."
inikah moment besar yang dimaksud Pram? Yang dya ingin aku menjadi saksi??? Seorang Pram menyatakn cinta dengan sangat berani dan romantisnya.Regina hanya terdiam tanpa sepatah katapun. Dya tampak shock... Tanpa terasa air mata sudah mengalir membasahi pipinya yang bersemu merah sejak tadi.

"Maap, mungkin aku kurang romantis.. Yah, kamu tau sendiri gmna aku, bukan pujangga yg pandai mrangkai kata.Uuuuummm.... Na', boleh aku pasang cincin ini di jarimu...?", tanya Pram pada Regina, sebuah tanya yang gak mendapat jawaban.

Melihat Regina yang hanya terdiam tanpa kata, hanya berlinang air mata yang tak dapat dimngerti oleh Pram apa artinya, Pram pun tidak tahu harus berbuat apa. Dan aku???? Apalah aku.... Gk ada yang bisa kuperbuat utk merubah suasana itu.

Lalu tanpa basa-basi, Regina menyodorkan tangan kirinya kepada Pram. Mungkin kiamat datang saat itu kepada mereka berdua. Pram yang tiba2 kehilangan kata2, tak mampu menyembunyikan kehancuranya. Akupun gak bisa membayangkan betapa sakitnya hati kedua sahabatku itu saat ini.

Apalagi??? Tidak ada tempat lagi untuk cincin Pram di jari manis Regina, karena sebuah cincin emas bertahtakan permata yang sangat indah telah melingkar di jari lentik sahabatku itu.
"Aku uda dimiliki orang laen Pram.... Baru.... Minggu lalu, aku dilamar anak teman ayahku.... Dan kamu tau orangnya.... Jonathan.... Teman SMA kitayang melanjutkan kuliah di Australi, dya kembali bulan lalu, dan semua sudah terlambat skarang Pram.... Terlambat....."

Bisa kurasakan kepdihan di hati kedua sahabatku itu.... Akupun hancur melihat kisah mereka.... Namun tak ada yang dapat kulakukan saat ini,selain membiarkan Regina menangis di pelukanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun