Dari data hasil citra Satelit Himawari 8 pada perwakilan data untuk tahun 2024, terjadi peningkatan lagi suhu permukaan laut atau SST muali menjadi 30.3 Celcius. Tentunya ini juga semakin meningkatkan lagi peran terjadinya abrasi di Pantai Pulo Sarok. Maka ini harusnya menjadi aba-aba penting bagi pemerintah daerah untuk bersiap siaga kemungkinan akan terjadi abrasi yang lebih meningkat ke daratan ke jalan alternatif-limo.
Ada cara alami yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak dari abrasi laut di Pantai Pulo Sarok. Cara alami tersebut bisa dilakukan dengan cara rehabilitasi mangrove dan vegetasi pesisir. Mangrove, lamun, dan vegetasi pantai lainnya bertindak sebagai penghalang alami terhadap gelombang dan arus laut, mengurangi kecepatan dan energi gelombang sebelum mencapai pantai. Restorasi dan penanaman ulang mangrove atau vegetasi pesisir dapat memperkuat garis pantai dan mencegah abrasi. Namun saat ini vegetasi di sekitar pesisir pantai ini sangat minim sekali, bisa kita lihat dari gambar 1. Pencegahan ini tentunya sangat sejalan dengan Program Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang berkaitan dengan pencegahan perubahan iklim.
Teknologi satelit seperti Himawari-8 membuka peluang baru dalam upaya kita untuk melindungi pantai dari ancaman abrasi. Dengan pemantauan yang terus menerus dan analisis data yang tepat, kita bisa mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pantai Pulo Sarok adalah harta karun alam yang layak untuk dilindungi, dan dengan bantuan teknologi, kita memiliki alat yang kita butuhkan untuk memastikan keindahannya tetap terjaga bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H