Menurut Mashabi dan Tajudin (2009), biasanya masalah yang sering terdapat pada penyandang autis adalah sebagai berikut: (1) Kurangnya kemampuan  berkomunikasi seperti berbicara dan berbahasa, (2) Terjadi ketidaknormalan untuk  menerima rangsangan melalui panca indra (pendengaran, pengelihatan, perabaan dan lain-lain), (3) Masalah gerak/ motorik, (4) Kelemahan Kognitif, (5) Perilaku yang tidak biasa, (6) Masalah fisik.
Pendidikan untuk anak autis sendiri dibagi kedalam 3 model, yaitu sekolah  umum, inklusi dan khusus. Untuk sekolah umum, anak autisme mendapat pendidikan yang sama dengan anak lainnya dan tanpa bimbingan pengajar khusus autisme. Di sekolah inklusi, anak mendapat pendidikan setara seperti anak lain, namun dengan bimbingan pengajar khusus.Â
Sementara untuk sekolah khusus, jelas ditujukan untuk anak-anak yang menyandang autisme. Nah jadi manasih pendidikan yang paling benar untuk anak autis? Pilihannya balik lagi pada anak ini sendiri. Jadi tak bisa dipukul rata inklusi semua. Semua tergantung tingkat autisme, nah orang tua harus memahami tingkat autis anaknya masing masing untuk menentukan sekolah kedapannya.
Dengan adanya tulisan ini saya berharap untuk kedepannya masyarakat bisa lebih memahami bahwa orang orang yang memiliki keistimewaan tersebut tidaklah berbeda dari kita, mereka juga mempunyai tujuan hidup seperti layaknya manusia pada umumnya, seharusnya kita sebagai manusia yang dilahirkan tanp adanya keistimewaan tersebut bisa lebih membantu dan menjadi orang orang yang peka terhadap lingkungan sekitar.
Demikian beberapa hal yang bisa saya bagikan dalam tulisan saya ini semoga ini dapan bermanfaat dan meningkatkan kesadaran diri kita untuk saling melengkapi sebagai mahluk sosial, saya memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dari penulisan dan penyampaian dari saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H