Krisis karakter pada bangsa Indonesia, mengancam nilai karakter bangsa yang bermartabat bagi bangsa Indonesia. Indonesia membutuhkan penanganan untuk menyelesaikan permasalahan karakter bangsa Indonesia yang telah mengalami penurunan terutama di era globalisasi ini. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang dalam tujuannya yaitu membentuk karakter bangsa. PKn diwajibkan untuk dipelajari dimulai dari tingkat dasar, menengah sampai dengan pergururan tinggi. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter bangsa Indonesia.Â
Nilai-nilai Pancasila dibentuk berdasarkan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia dengan begitu, karakter yang seharusnya melekat pada setiap bangsa Indonesia yaitu karakter yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya. Itulah mengapa PKn dipelajari dan diterapkan kepada peserta didik sejak sekolah dasar. Walaupun demikian, pendidikan karakterpada peserta didik tidak akan berhasil apabila hanya bergantung pada lembaga pendidikan saja, perlu adanya kontribusi dari lingkungan sekitarnya pula. Maka dari itu, tidak adil apabila ketidak berhasilan dalam membentuk karakter bangsa justru disalahkan hanya pada satu pihak saja.
Tidak hanya generasi muda, kalangan elit politik saja yang seharusnya menjadi teladan bagi generasi muda, sikap dan perilakunya belum pantas untuk ditiru. Contohnya sering kita lihat di televisi, wakil rakyat yang telah melakukan korupsi sering kali masih terlihat tersenyudan melambaikan tangan, tingkahnya seperti melakukan hal yang biasa saja, hal seperti ini merupakan sebagian contoh saja yang sering kita lihat. Tindakan ini bahkan bukan merupakan teladan yang baik untuk diberikan kepada generasi muda.
Berdasarkan keadaan karakter bangsa Indonesia yang sedang krisis ini, diharapkan dengan adanya mata pelajaran/mata kuliah PKn, karakter bangsa Indonesia dapat dibentuk melalui proses pendidikan menjadi warga negara yang baik dan bermartabat. Seperti salah satu misi dari Pendidikan Kewarganegaraan yaitu, sebagai pendidikan karakter, disamping misi lainnya yaitu sebagai pendidikan politik/pendidikan demokrasi, pendidikan moral dan pendidikan hukum pada setiap jenjang dan jenis pendidikan .Â
Menurut pendapat saya Pendidikan Kewarganegaraan sama dengan Pendidikan Demokrasi yang memiliki tujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat untuk dapat berfikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
Ciri-ciri mengenai Pendidikan Kewarganegaraan yaitu: 1) PKn merupakan kegiatan seluruh program sekolah; 2) PKn meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis; dan, 3) dalam PKn termasuk pula hal-hal yang bersangkutan dengan pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi dan syaratsyarat objektif untuk hidup bernegara. Pendidikan merupakan upaya yang strategis dalam pembentukan sistem nilai yang ada dalam diri seseorang, yang kaitannya dengan perwujudan hrkat dan martabat sebagai manusia sesuai dengan tatanan kehidupan masyarakt yang melingkupinya.Â
Pendidikan senantiasa mmengarahkan upaya dalam peningkatan kesadaran dan martabat seseorang baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.Â
Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan yang mengarahkan pada tujuan pembentukan karakter salah satunya yaitu PKn. Pkn sudah menadi bagian dari instrument pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. PKn mempersiapkan para peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan cakap, berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.
Pendidikan Kewarganegaraan menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. nilai-nilai dalam pendidikan karakter adalaah suatu sisten penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan pola tindakan . untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Nilai karakter hars ditanamkan sejak dini, hal ini karena akan membentuk pembiasaan diri dalam melaksanakan nilai-nilai karakter dalam kehidupan tanpa mereka sadari dan secara perlahan akan membentuk karakter baik dalam diri peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang rentan dengan terjangan arus globalisasi, yang akan membawa mereka secara perlahan akan meninggalkan jatidiri bangsa Indonesua dengan hidup apatis. Inti dari kepribadian warga negara adalah kebijakan kewarganegaraan (civic virtues). Â Pengembangan kebijakan kewarganegaraan perlu ditopang dengan adanya pengembangan elemen-elemen yang meliputinya yakni: wawasan atau pengetahuan kewarganegaraan (civic knowladge), sikap kewarganegaraan (civic disposition), keterampilan kewarganegaraan (civic commitment), kepercayaan diri kewarganegaraan (civic confidence). Secara umum, pengembangan kebijakan kewarganegaraan sangat siperlukan oleh setiap orang agar mampu mewujudkan partisipasi kewarganegaraan yang cerdas dan bertanggung jawab (intelligent and Â
responsible civic participation).
Berkaitan dengan hal itu, PKn berperan dan bertanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara agar memiliki komitmen yang kuat serta konsisten untuk mempertahakan NKRI. PKn memberikan kontribusi terhadap tanggung jawab pendidikan yang memiliki fkus pada pembentukan diri dari bidang agama, sosio-kulturak, suku bangsa, bahasa, untuk menjadikan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yag dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai kontribusi pendidikan terhadap perkembangan karakteristik yang menandai sebagai kontribusi pendidikan terhadap perkembangan karakteristikyang menandai sebagai warga negara. Ada tiga peran PKn msnurut Dasim Budimansyah, peertama, berdasarkan pendekatan psycopaedagogical development yakni PKn sebagai program kulikuler di lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi), maupun nonformal (luar sekolah), yang berperan sebagai instrument pemuliaan dan pemberdayaan anak dan pemuda sesuai potensinya agar menjadi warga negara yang baik dan cerdas (smart and good citizen).Â
Kedua, berdasarkan pendekatan socio-cultural development yakni PKn sebagai gerakan sosio-kultural kewarganegaraan yang berperan sebagai aktualisasi diri warga negara, baik secara perorangan maupun kelompok sesuai dengan hak, kewajiban, dan konteks sosial budayanya, malalui partisipasi aktif secara cerdas dan bertanggung jawab. Ketiga, berdasarkan pendekatan sociopolitical intervention yakni PKn sebagai program pendidikan politik kebangsaan bagi para penyelenggara Negara, anggota dan pimpinan organisasi social dan organisasi politik yang dikemas dalam berbagai bentuk pembinaan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skills), dan kebajikan kewarganegaraan (civic disposition).
Pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan kontribusi pembangunan karakter bangsa, dapat dilihat dari tiga aspek yaitu menurut pendapat dari Winataputra (2001), pertama, curriculum content atau konten kurikulum, berdasarkan surat keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti 2006 obyek pembahasan dalam PKn diantaranya: Filsafat Pancasila, Identitas Nasional, Negara dan Konstitusi, Demokrasi Indonesia, HAM dan Rule of Law, Hak dan Kewajiban Warga Negara, Geopolitik Indonesia, dan Geostrategi Indonesia. Pokok PKn tersebut menjadi dasar dalam pembangunan karakter warga negara yang selanjutnya akan terkumpul menjadi karakter bangsa. Dalam tuntutan dan perkembangan zaman, para guru/dosen memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan materi-materi tersebut.berhasil tidaknya proses  Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, pemerintah/ lembaga pendidikan dan masyarakat. Pembentukan karakter merupakan tanggung jawab bersama baik dari lembaga pendidikan, orang tua dan juga lingkungan sekitar. Karena apabila salah satu dari pendukung dalam pembentukan karakter tersebut tidak saling bekerja sama maka, tujaun untuk membentuk Â
generasi muda yang memiliki karakter yang baik bagi bangsa tentunya tidak akan pernah berhasil dalam mencapai tujuan tersebut. Jadi, Pada dasarnya karakter yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia merupakan karakter warga negara yang berlandaskan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Karakter manusia yang berketuhanan, yang adil dalam beradab, tidak memecah belah persatuan bangsa Indonesia, bermusyawarah, dan berkeadilan sosial. Dalam Pancasila sudah terangkum karakter yang sesuai dengan bangsa Indonesia.Â
Namun, seiring dengan perkembangan zaman karakter bangsa Indonesia yang beretika dan bermoral seakan perlahan-lahan luntur. Untuk itu, Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan salah satu instrument pambentuk karakter bangsasangat diperlukan dalam kurikulum pembelajaran. Pendidikan karakter harus dikembangkan sejak dini kepada peserta didik, sejalan dengan kewajiban bagi peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran dari tingkat sekolah dasar, menengah, tingkat atas bahkan sampai dengan tingkat Perguruan tinggi.Â
Pembelajaran yang sesuai dalam pembentukan karakter bangsa yaitu pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan peserta didik yang ikut berpartisipasi aktif, sehingga peserta didik dapat memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai karakter yaag dimilikinya. Pendidikan merupakan pembelajaran yang mendasari bagi warga negaranya untuk memiliki karakter bangsa yang baik dan berbudi luhur. Namun begitu, untuk dapat membentuk karakter bangsa yang baik tersebut bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan semata, tetapi orang tua, keluarga dan lingkungan sekitar pun memiliki peran penting dalam pembangunan karakter.Â
Untuk itu, lembaga pendidikan, orang tua dan juga lingkungan sekitar harus bekerja sama dalam pembentukan karakter bangsa. Jika salah satunya tidak dapat mendukung pembentukan karakter, maka jangan menyalahkan kepada salah satu pihak saja apabila pembentukan karakter yang dibangun justru tidak membuahkan hasil yang maksimal, karena pembentukan karakter bangsa tidak hanya tanggung jawab salah satu pihak saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI