Mohon tunggu...
Cut Rizka Safrianti
Cut Rizka Safrianti Mohon Tunggu... Penulis - Author, Founder STCI (@sahabat_tuliscutika), Writing Coach, Editor Edwrite, Pelopor Literasi

Jika sebuah peluru hanya menembus satu kepala, menulis bisa membombardir jutaan kepala untuk bergerak tanpa perintah. Oleh karenanya, tulislah kebaikan bukan keburukan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tip Konsisten Menulis

12 Juni 2021   22:09 Diperbarui: 12 Juni 2021   22:20 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

 Menulis itu mudah, jika kita tahu triknya. Benarkah? Tentu saja benar. Kenapa saya harus bohong untuk sesuatu yang saya rasa wajib dan harus diketahui oleh semua penulis.

Dari pengalaman saya sebagai salah satu mentor kepenulisan, saya menemukan kenyataan bahwa banyak sekali penulis yang pada awalnya sangat baik dalam melahirkan sebuah ide, tapi kehilangan semangat bahkan tidak mampu melanjutkan cerita yang ia tulis.

Pertanyaan adalah, kenapa hal itu bisa terjadi?

Benar, kemungkinan besar, ia melupakan sesuatu yang harus diketahui oleh seorang penulis. 

Lalu, apakah itu?

Sebagai seorang penulis yang baik, kita harus mengetahui hal mendasar sebelum menulis. Berikut saya akan menjelaskan beberapa kiat yang bisa dilakukan penulis pemula agar bisa konsisten dalam menulis.

  1.  Komitmen

Saat kita kehilangan gairah dalam menulis, yang harus kita lakukan adalah melihat kembali komitmen awal saat memutuskan menjadi penulis. Coba tanyakan pada diri kita masing-masing, apa yang sebenarnya menjadi alasan kita memilih jadi penulis. Setelah kita menemukannya, maka akan mudah untuk membangun kembali pilar yang hampir roboh dalam diri kita.

Menurut saya, kita bisa konsisten menulis jika sedari awal sudah mengetahui tujuan kita. Sama halnya ketika kita memutuskan untuk berlayar, tapi tidak memiliki tujuan yang pasti, maka yakinlah, kapal yang kita nahkodai akan karam atau kita akan tersesat di tengah lautan. Begitu pun dengan menulis. Jadi, pastikan kita telah mengikrarkan sebuah komitmen pada diri sendiri terhadap apa yang kita pilih dalam mewujudkan mimpi menjadi penulis.

2 . Anggaplah Menulis itu Terapi

Sebuah tulisan yang kita tuangkan dengan mengikutsertakan perasaan bisa menjadi obat paling ampuh bagi hati. Lebih tepatnya, menulis bisa menjadi wadah untuk mengekspresikan rasa dan menyalurkan emosi tanpa perlu mengkhawatirkan apa pun.

Kita bisa leluasa menyalurkan kegundahan, kesedihan, kekecewaan, bahkan kebahagiaan kita melalui kata-kata tanpa perlu berbicara. Hal tersebut bisa meringankan beban pikiran dan menjadi terapi bagi kita sendiri.

3. Mendisiplinkan Diri

Tepat. Saat kita berupaya dengan sungguh menjadi seorang penulis, hal yang harus kita lakukan berikutnya ialah mendisiplinkan diri. Disiplin menulis, disiplin waktu, dan disiplin memberikan reward dan punishment bila tidak bisa memenuhi target yang ingin dicapai. 

Misal, kita menargetkan dalam tiga sampai empat bulan, harus berhasil menulis sebuah novel. Maka, mulailah menulis dan membuat target kita menjadi nyata. Atur waktu, berapa jam sehari atau berapa hari sekali kita bisa menulis. Atur sesuai kesanggupan kita. Kemudian, tentukan kapan waktu yang tepat untuk kita menulis. Itu artinya kita harus menemukan golden times kita.

Lalu, bila sudah diatur, tapi kita melewati batas deadline yang telah ditentukan, berlakukanlah sanksi agar kita dapat mendisiplinkan diri lagi. Sebaliknya, jika kita berhasil melakukan sesuai target, berilah penghargaan pada diri kita sendiri. Itu adalah sebuah konsekuensi yang baik untuk kita lakukan.

 

4. Baca Buku

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kata bijak ini sering kali saya baca dalam beragam buku pembangkit semangat untuk menulis hingga saya lupa siapa yang pertama kali mengatakannya.

Penulis yang baik, sekurang-kurangnya akan menjadi pembaca yang baik untuk tulisan yang ia tulis sendiri. Lalu, apa kaitannya dengan konsisten menulis? 

Tentu sangat berkaitan. Apabila kita kesulitan melanjutkan sebuah tulisan, sebaiknya bacalah buku yang membahas hal serupa. Lalu gunakan ATM. Apalagi ini? Lagi bahas menulis ngomongin ATM. Tenang, maksud saya adalah Amati, Tiru dan Modifikasi. 

Amati apa yang dilakukan penulis tersebut, apakah sudah tepat dan temukan kelemahan dan kelebihan tulisannya. Kemudian Tiru cara dia menyelesaikannya, tapi tidak plagiat. Selanjutnya, Modifikasi hasil yang dia capai dengan ide baru dan sama sekali berbeda darinya.

5. No Edit saat Menulis

Salah satu alasan penulis pemula kehilangan gairah dalam menulis disebabkan terlalu memaksakan diri untuk bisa menulis dengan sempurna. Padahal, menulis itu tidak harus bagus sedari awal. Kita bisa memperbaiki tulisan kita sepuasnya setelah tulisan tersebut selesai.

Nulis, edit, nulis lagi, edit lagi akan membuat otak kita jenuh dan menolak untuk bisa menyelesaikan tulisan tersebut. Jadi, saya sarankan untuk tulis saja duka dan abaikan kaidah penulisan yang benar. Biarkan tulisanmu mengalir seperti air, lalu gunakan kesempatan self editing saat tulisanmu selesai.

6. Stuck Berhenti Sejenak

Adakalanya, kita kelelahan dalam menulis. Ide menjadi buntu dan kehilangan semangat menulis meski berbagai cara telah kita lakukan. Itu bermakna  otak butuh istirahat. Maka, diamkan tulisan kita beberapa saat sebelum melanjutkan kembali. 

Berapa lama? Itu tergantung penulisnya. Saya sendiri pernah mendiamkan tulisan sampai dua hari karena tubuh minta istirahat setelah berhari-hari tidak tidur. Kemudian, kembali melanjutkan setelahnya. Namun, saya sarankan jangan terlalu lama ya! Sebab, terlalu lama memendam juga tidak baik. Sama seperti perasaan. Hehehe.

7. Tulislah yang Paling dikuasai dan disukai

Menulis yang kita kuasai dapat memudahkan kita menyelesaikan tulisan tersebut. Apalagi, jika yang kita tulis adalah sesuatu yang kita sukai. 

Memaksakan diri menulis apa yang tidak kamu kuasai akan menyita waktu dan membosankan. Jadi, tulislah sesuatu yang kita kuasai dan cintai.

8. Buat Outline

Sebelum memulai sebuah tulisan, ada baiknya buatlah outline.  Agar saat kita mulai kehilangan ide, kita tetap tahu apa yang harus kita tulis. 

Selain itu outline juga berfungsi sebagai pengingat agar kita tidak keluar jalur dari yang hendak kita tuliskan.

Demikianlah beberapa tip agar konsisten dalam menulis versi saya sebagai Founder komunitas Menulis Sahabat Tulis Cut Ika yang disingkat STCI. Saya berharap bisa membantu teman-teman literasi untuk menghindari writer's blok dan mampu mewujudkan mimpi agar konsisten menulis. 

Terima kasih dan selamat berkarya.

Banda Aceh, 12 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun