[caption caption="chessdailynews.com"][/caption]Masih setahun lagi pilkada DKI digelar, tetapi beritanya sudah jor-joran di Kompasiana. Sampai pusing pale berbie bacanya. Pendukung Ahok dan haters-nya silih berganti menduduki tulisan dengan indeks nilai tertinggi. Gara-gara banyaknya berita tentang Ahok, bisa jadi selama satu tahun ke depan nama Kompasiana akan berubah menjadi Kompasiahok.
Tetapi meskipun demikian, Kompasiana sangat fair dalam menampung perbedaan pendapat tentang Ahok ini. Tidak ada yang diistimewakan. Semua pendukung mendapat kesempatan yang sama. Cuma, karena terlalu berlebihan jadi bosan juga bacanya. Tidak lagi ada hal baru. Semua sudah pernah dikupas tuntas.
Padahal ada juga Ahok kecil yang menarik untuk diberitakan. Namanya Awonder Liang. Tetapi dia ini pecatur cilik ajaib. Bukan calon gubernur tetapi calon grandmaster. Ingin tau kisahnya? Ikuti cerita berikut ini.
Tahun 2010 adalah tahun yang tidak terlupakan bagi Yinming Liang. Anaknya Awonder Liang lolos seleksi ke Kejuaraan Dunia Catur Junior U-8 tahun 2010 di Yunani, tetapi keluarganya tidak mempunyai uang untuk mengirimnya ke sana.
Wali kelas Awonder, Katie Mahr yang mendengar berita ini, tidak membiarkan hal itu terjadi. Awonder Liang adalah murid kelas empat sekolah dasar Van Hise di Milwaukee, Wisconsin, salah satu Negara Bagian Amerika Serikat. Katie segera membentuk panitia pengumpulan dana yang melibatkan sekolah dan masyarakat Milwaukee agar Awonder dapat berangkat ke Yunani. Judul spanduknya dibuat keren: “Kirim Awonder ke Yunani”.
Reaksi warga sungguh menakjubkan. Mereka begitu antusias dalam menyumbangkan uang mereka melalui rekening bank yang sengaja dibuka Katie. “Awonder adalah anggota keluarga kami, ia bisa bergaul dengan semua orang. Dia sangat cerdas, baik dan rendah hati," kata Peg Keeler, Kepala Sekolah Van Hise memberikan dukungannya.
Berkat bantuan masyarakat Milwaukee, akhirnya Awonder berangkat ke Yunani dengan uang sebesar USD 7.000,- yang berhasil dikumpulkan. Memang pada turnamen itu, Awonder Liang hanya berhasil menduduki posisi kedelapan secara keseluruhan. Tetapi setahun kemudian, dia membayar lunas kepercayaan gurunya itu dengan menjadi juara dunia U-8 di Brazil.
Awonder belajar catur dari ayahnya, Yinming Liang, yang merantau ke Amerika 30 tahun lalu dari China. Yinming mulai menyadari bakat luar biasa anaknya ini, setelah kedua saudaranya yang juga berbakat catur tidak lagi mau bermain dengan Liang, karena mereka selalu kalah melawannya.
Tahun 2011, Awonder Liang merebut medali emas Kejuaraan Dunia Junior U-8 di Caldas Novas, Brazil. Kemenangan ini memberinya gelar Fide Master. Tahun 2012, Ia juga menjadi pecatur termuda yang mampu mengalahkan pecatur bergelar Grandmaster di turnamen Washington International di Rockville. Awonder mengalahkan GM Larry Kaufman ketika berusia 9 tahun.
Tahun 2013 dia merebut gelar juara dunia keduanya di kelompok umur U-10 di Abu Dhabi, UEA. Berlanjut kemudian November 2015, dalam usia 12 tahun Awonder Liang berhasil meraih gelar MI memecahkan rekor MI termuda di Amerika Serikat yang sebelumnya dipegang oleh Sam Sevian.
Dunia internasional mulai memperhatikan Awonder sesudah profilnya diberitakan media bergengsi di AS, New York Times. Pecatur legendaris Rusia Garry Kasparov mengundangnya ke New York untuk sesi pelatihan dua hari gratis. "Saat itu satu jam Kasparov dibayar USD 1.500,-“ (sekitar Rp 19.500.000,-) kata Yinming yang masih bertindak sebagai pelatih Liang.