Mohon tunggu...
Cut Aida Rusyiyah
Cut Aida Rusyiyah Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog dan Penulis

Halo, perkenalkan namaku Cut Aida! Aku adalah seorang Psikolog Klinis dan juga seorang Lupus Warrior. Aku sangat senang menulis dan percaya bahwa menulis adalah terapi jiwa yang luar biasa. Bagiku, menulis adalah sebuah cara menyembuhkan trauma dan memberikan kebahagiaan yang tak terkatakan. Selain menjadi seorang penulis, aku juga sangat aktif menulis artikel yang berhubungan dengan kesehatan mental dan pengetahuan tentang penyakit autoimun. Aku ingin membagikan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental serta memberikan informasi tentang penyakit autoimun kepada semua orang. Bersama-sama, aku berharap dapat membuat perubahan positif dalam hidup mereka dan memberikan harapan baru. Aku terus berjuang untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental dan autoimun, serta memberikan dukungan dan inspirasi kepada mereka yang membutuhkannya. Jika kamu tertarik dengan topik ini atau ingin berbicara lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungiku. Aku akan senang dapat berbagi pengetahuan dan pengalamanku denganmu. Mari bersama-sama mewujudkan kesehatan mental yang lebih baik dan sebuah kehidupan yang penuh makna!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sulit Berkata Tidak, Kaitannya dengan Pola Pengasuhan dan Cara Mengatasinya

7 Juli 2023   10:36 Diperbarui: 7 Juli 2023   10:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/

Berkata tidak adalah keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagi banyak orang, sulit untuk mengatakan tidak kepada permintaan atau tuntutan orang lain. Sulit berkata tidak dapat berakar dari pola pengasuhan yang diterima selama masa kecil. Dalam artikel ini, kita akan membahas hubungan antara sulit berkata tidak dengan pola pengasuhan dan memberikan beberapa tips tentang cara mengatasi tantangan ini.

Pola Pengasuhan dan Sulit Berkata Tidak

Pola pengasuhan yang diterima selama masa kecil dapat membentuk cara kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Beberapa faktor pengasuhan yang dapat berkontribusi terhadap kesulitan dalam berkata tidak meliputi:

  1. Penekanan pada persetujuan: Jika orang tua atau pengasuh selalu menekankan pentingnya menyenangkan orang lain dan menghindari konflik, mungkin kita tumbuh dengan rasa tidak nyaman atau bersalah ketika harus menolak permintaan orang lain.

  2. Kurangnya pembelajaran keterampilan sosial: Jika kita tidak diajarkan bagaimana mengungkapkan keinginan atau pendapat kita dengan tegas, mungkin kita merasa tidak berdaya ketika dihadapkan pada situasi di mana kita harus berkata tidak.

  3. Rasa takut kehilangan cinta atau persetujuan: Jika kita tumbuh dalam lingkungan di mana penerimaan cinta atau persetujuan terkait dengan sejauh mana kita memenuhi kebutuhan orang lain, kita mungkin merasa terpaksa mengatakan ya meskipun sebenarnya kita tidak ingin melakukannya.

Mengatasi Sulit Berkata "Tidak"

Meskipun sulit, berkata tidak adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan diperkuat. Berikut beberapa tips untuk mengatasi tantangan ini:

  1. Sadari hak Anda: Mengingat bahwa Anda memiliki hak untuk memiliki batasan pribadi adalah langkah pertama yang penting. Anda memiliki hak untuk mengatakan tidak tanpa merasa bersalah atau takut kehilangan cinta dan persetujuan orang lain.

  2. Latih komunikasi yang jelas dan tegas: Latih diri Anda untuk berkomunikasi secara jelas dan tegas. Gunakan bahasa yang lugas dan langsung untuk menyampaikan penolakan Anda. Hindari menggunakan kalimat yang ambigu atau samar-samar yang dapat memberi kesan bahwa ada kemungkinan Anda dapat melakukannya.

  3. Latih diri dengan peran main: Berlatih dalam situasi yang aman, seperti dengan teman dekat atau anggota keluarga, dapat membantu membangun kepercayaan diri Anda dalam berkata tidak. Bermain peran dan berpura-pura berada dalam situasi yang mengharuskan Anda untuk menolak permintaan dapat membantu mempersiapkan Anda untuk situasi nyata.

  4. Tanamkan kebiasaan mandiri: Belajar menghargai diri sendiri dan kebutuhan Anda adalah langkah penting. Tanamkan kebiasaan untuk mendengarkan dan menghormati perasaan dan keinginan Anda sendiri. Ini akan membantu Anda merasa lebih percaya diri dalam mengatakan tidak saat diperlukan.

  5. Latih penolakan yang sopan: Mengatakan tidak tidak berarti Anda harus menjadi kasar atau tidak sopan. Anda masih dapat menyampaikan penolakan dengan sopan dan menghormati orang lain. Berikan penjelasan singkat tentang alasannya, tetapi tidak perlu memberikan alasan yang terlalu rinci atau membenarkan penolakan Anda.

  6. Buat batasan yang jelas: Tentukan batasan yang jelas mengenai apa yang Anda mau dan tidak mau lakukan. Komunikasikan batasan tersebut kepada orang lain secara jelas dan tegas. Dengan adanya batasan yang jelas, orang lain akan lebih memahami bahwa ada keterbatasan yang harus dihormati.

  7. Pelajari teknik pengelolaan stres: Sulit berkata tidak seringkali berkaitan dengan rasa takut akan konflik atau reaksi negatif orang lain. Pelajari teknik pengelolaan stres seperti pernapasan dalam, meditasi, atau olahraga untuk membantu Anda tetap tenang dan mengatasi ketakutan yang mungkin muncul.

  8. Cari dukungan: Temukan seseorang yang dapat Anda percayai dan yang dapat memberikan dukungan dan dorongan ketika Anda menghadapi kesulitan berkata tidak. Berbicaralah dengan teman, anggota keluarga, atau bahkan konselor yang dapat memberikan perspektif dan dukungan yang Anda butuhkan.

Sulit berkata tidak adalah tantangan yang bisa diatasi dengan latihan dan kesabaran. Dengan memahami pola pengasuhan yang mempengaruhi kecenderungan ini dan menerapkan tips yang disebutkan di atas, Anda dapat memperkuat kemampuan Anda untuk mengatakan tidak ketika diperlukan. Ingatlah bahwa memberi prioritas pada kebutuhan dan kesejahteraan Anda sendiri penting untuk menjaga keseimbangan dan kebahagiaan dalam hidup Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun