Mohon tunggu...
Cut Aida Rusyiyah
Cut Aida Rusyiyah Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog dan Penulis

Halo, perkenalkan namaku Cut Aida! Aku adalah seorang Psikolog Klinis dan juga seorang Lupus Warrior. Aku sangat senang menulis dan percaya bahwa menulis adalah terapi jiwa yang luar biasa. Bagiku, menulis adalah sebuah cara menyembuhkan trauma dan memberikan kebahagiaan yang tak terkatakan. Selain menjadi seorang penulis, aku juga sangat aktif menulis artikel yang berhubungan dengan kesehatan mental dan pengetahuan tentang penyakit autoimun. Aku ingin membagikan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental serta memberikan informasi tentang penyakit autoimun kepada semua orang. Bersama-sama, aku berharap dapat membuat perubahan positif dalam hidup mereka dan memberikan harapan baru. Aku terus berjuang untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental dan autoimun, serta memberikan dukungan dan inspirasi kepada mereka yang membutuhkannya. Jika kamu tertarik dengan topik ini atau ingin berbicara lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungiku. Aku akan senang dapat berbagi pengetahuan dan pengalamanku denganmu. Mari bersama-sama mewujudkan kesehatan mental yang lebih baik dan sebuah kehidupan yang penuh makna!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Perbedaan Stres dan Depresi?

14 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 14 Mei 2023   21:00 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/

Selama ini pada umumnya beberapa dari kita mungkin salah dalam memahami istilah stres dan depresi, mungkin juga seringkali salah dalam pemakaian istilah sehari-hari.

Mari kita lihat bersama apakah ada perbedaan dari kedua istilah tersebut atau mungkinkah mereka memang memiliki arti yang berbeda.

Stres dan depresi adalah dua kondisi psikologis yang sering disalahartikan sebagai hal yang sama. Keduanya memang terkait dengan kesehatan mental dan terkadang gejalanya tumpang tindih, namun sebenarnya masing-masing memiliki perbedaan yang signifikan. Stres adalah respons tubuh terhadap situasi yang menuntut, sedangkan depresi adalah kondisi mental yang menyebabkan seseorang merasa sedih, putus asa, dan kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya mereka sukai.

Stres adalah respons tubuh terhadap situasi yang memerlukan penyesuaian atau tindakan dari individu. Situasi yang menuntut ini bisa berupa situasi yang menyenangkan, seperti menikmati liburan atau acara keluarga besar, namun bisa juga berupa situasi yang lain yang menimbulkan perasaan tidak nyaman, seperti kehilangan pekerjaan atau sakit yang parah.

 Dalam situasi seperti itu tubuh akan merespons dengan meningkatkan kadar hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin yang kemudian menyebabkan perubahan pada denyut jantung, pernapasan, dan sirkulasi darah. Reaksi tubuh ini pada umumnya bersifat sementara dan tidak berbahaya, namun jika stres terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama, maka dapat memicu kondisi medis lain, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau masalah kesehatan mental.

Sedangkan depresi adalah kondisi psikologis yang kompleks yang disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia di otak yang mempengaruhi hormon dan memunculkan perasaan sedih, kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, merasa tidak berdaya, merasa terisolasi dari lingkungan, putus asa sehingga tidak lagi menikmati kehidupannya. Depresi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kejadian traumatis, masalah kesehatan fisik, kecenderungan genetik, penyalahgunaan alkohol atau narkotika. 

Perbedaan utama antara stres dan depresi adalah sifat kondisi tersebut. Stres umumnya bersifat sementara dan muncul sebagai respons tubuh terhadap suatu situasi yang menuntut, dan akan hilang jika stressornya hilang sedangkan depresi lebih kompleks dan kronis sehingga depresi yang berat akan sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan memerlukan perawatan medis yang serius.

Dalam ilmu psikologi, stres dan depresi juga memiliki perbedaan dalam gejala dan dampaknya pada individu. Gejala stres meliputi gelisah, sakit kepala, gangguan tidur, dan peningkatan iritabilitas, dll. Sementara gejala depresi meliputi perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya dinikmati, dan hilangnya semangat hidup, dll. Depresi akan sangat memengaruhi kehidupan sosial dan pekerjaan seseorang, menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, dan mengganggu kinerja sehari-hari.

Perbedaan lain antara stres dan depresi adalah penanganannya. Pengobatan stres umumnya dilakukan dengan cara mengatasi situasi yang menimbulkan stres, seperti melalui olahraga, meditasi, atau terapi perilaku kognitif. Sementara itu, pengobatan depresi biasanya melibatkan obat-obatan atau terapi psikologis, seperti terapi kognitif atau terapi interpersonal.

Selain itu, ada beberapa cara yang dapat membantu mengurangi stres dan mencegah terjadinya depresi, seperti:

  1. Menjaga kesehatan fisik, dengan berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan sehat.

  2. Meningkatkan keterampilan manajemen stres, dengan mengidentifikasi faktor stresor dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya, seperti melalui teknik relaksasi, meditasi, atau yoga.

  3. Mencari dukungan sosial, dengan membangun hubungan yang sehat dan positif dengan orang-orang terdekat dan bergabung dalam kelompok yang memiliki minat yang sama.

  4. Memiliki hobi dan aktivitas yang membuat Anda merasa senang dan bersemangat, seperti membaca, menulis, atau bermain musik.

  5. Menjaga ekspektasi yang realistis dalam hidup, dengan tidak terlalu keras pada diri sendiri dan menghindari perbandingan sosial yang tidak sehat.

Dengan mengetahui perbedaan antara stres dan depresi, Anda dapat lebih mudah mengenali gejala dan menentukan strategi yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut. Jangan lupa bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan bahwa Anda tidak perlu menghadapinya sendirian. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan dari profesional kesehatan mental untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun