Mohon tunggu...
Cut Aida Rusyiyah
Cut Aida Rusyiyah Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog dan Penulis

Halo, perkenalkan namaku Cut Aida! Aku adalah seorang Psikolog Klinis dan juga seorang Lupus dan Cancer Warrior. Aku sangat senang menulis dan percaya bahwa menulis adalah terapi jiwa yang luar biasa. Bagiku, menulis adalah sebuah cara menyembuhkan trauma dan memberikan kebahagiaan yang tak terkatakan. Selain menjadi seorang penulis, aku juga sangat aktif menulis artikel yang berhubungan dengan kesehatan mental dan pengetahuan tentang penyakit autoimun. Aku ingin membagikan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental serta memberikan informasi tentang penyakit autoimun kepada semua orang. Bersama-sama, aku berharap dapat membuat perubahan positif dalam hidup mereka dan memberikan harapan baru. Aku terus berjuang untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental dan autoimun, serta memberikan dukungan dan inspirasi kepada mereka yang membutuhkannya. Jika kamu tertarik dengan topik ini atau ingin berbicara lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungiku. Aku akan senang dapat berbagi pengetahuan dan pengalamanku denganmu. Mari bersama-sama mewujudkan kesehatan mental yang lebih baik dan sebuah kehidupan yang penuh makna!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Trauma dan Cara Penanganannya

13 Agustus 2020   17:28 Diperbarui: 10 Mei 2023   17:49 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/

Orang awam pada umumnya seringkali dengan mudah menyebutkan kata "trauma", seolah bisa menjadi kata ganti dari rasa takut. Padahal, trauma atau trauma psikologis lebih dalam maknanya dari sekedar rasa takut. Pada situasi trauma, seseorang akan merasakan kehilangan atas apa yang disebut dengan sense of security atau perasaan aman dalam melakukan sesuatu. Selanjutnya situasi tersebut juga dapat membuatnya merasa tidak ada lagi yang bisa menolongnya di dunia ini.

Trauma psikologis dapat menyebabkan seseorang kesulitan untuk dapat menjalani kegiatan sehari-hari. Perasaan ini akan membuatnya berkutat dengan rasa sedih, ingatan buruk dan kecemasan yang berlarut-larut. Selain itu, seseorang dengan trauma juga akan kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, termasuk kerabat terdekat, atau situasi-situasi yang terkait dengan sumber traumanya.

Penyebab Trauma Psikologis

Penyebab trauma psikologis bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Suatu peristiwa

Sumber yang dapat menyebabkan seseorang mengalami trauma adalah peristiwa-peristiwa yang memberi makna bagi seseorang meskipun hanya terjadi satu kali. Berikut adalah contoh peristiwa yang bisa memicu trauma : kecelakaan, sakit atau cedera parah, maupun kekerasan, terutama yang terjadi saat masih kecil.

2. Stres berkepanjangan

Mengalami tekanan atau stress yang berkepanjangan juga bisa memicu seseorang mengalami trauma seperti tinggal di area perang atau tingkat kriminalitas tinggi, bullying, atau ditelantarkan saat masih kecil. Selain itu, mendapatkan diagnosa penyakit yang parah atau mendampingi orang terdekat dengan penyakit yang berat juga bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma psikologis.

3. Hal-hal yang tidak disadari

Beberapa penyebab trauma seringkali juga disebabkan peristiwa-peristiwa yang tidak disadari seperti kematian orang terdekat, putus cinta, menjalani operasi saat masih kecil terutama tiga tahun pertama kehidupan. Hal-hal seperti ini seringkali dianggap bisa dilewati setelah beberapa waktu, namun bagi sebagian orang, tidak semudah itu pada kenyataannya.

Cara Mengatasi Trauma Psikologis

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi kehidupan setelah mengalami pengalaman yang traumatis.

  1. Usahakan untuk tetap menjalani kegiatan sehari-hari.
  2. Apabila menghadapi suatu permasalahan, selesaikan dengan perlahan agar tidak menambah stres (tekanan) dalam pikiran.
  3. Jangan menghindari situasi, orang-orang, maupun tempat yang mengingatkan akan trauma tersebut.
  4. Ceritakan / ungkapkan masalah atau perasaan Anda kepada orang-orang terdekat dan mintalah bantuan mereka untuk mengatasi permasalahan yang dirasakan.
  5. Sediakan waktu untuk berlibur.
  6. Sadari bahwa Anda tidak mungkin mengendalikan semua hal yang terjadi dalam kehidupan pribadi.

Apabila merasa butuh bantuan professional seperti psikolog atau psikiater, jangan ragu untuk segera menghubunginya terutama apabila trauma psikologis yang dialami sudah mengganggu aktivitas sehari-hari misalnya berdampak pada aktivitas bekerja atau belajar. Selain itu juga apabila perasaan tidak nyaman tersebut tidak kunjung membaik (bahkan 6 minggu setelah peristiwa tersebut terjadi) dan orang terdekat merasa diri Anda telah berubah dan meminta Anda untuk "berobat" atau timbul keinginan untuk melakukan hal yang mal-adaptif seperti beralih pada minuman keras dan atau obat-obatan sebagai pelampiasan trauma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun