Mohon tunggu...
Prastawa Alif Pamuji
Prastawa Alif Pamuji Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Astrophile.

Suka astronomi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Somasi

1 Maret 2023   23:23 Diperbarui: 2 Maret 2023   01:17 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua kakiku lumpuh, namun aku masih bisa bergerak

Kedua tanganku patah, namun aku masih bisa merayap

Jantungku berdetak kencang

Kurasakan hembusan nafas yang begitu teratur, dengan ketenangan hidup yang fana

Ruangan ini begitu luas, namun terasa begitu sesak

Ruangan ini begitu hening, namun suara jeritan tak mau keluar, berderu-deru tanpa henti, terpenjara di dalam kepala ini

Ruangan ini begitu sempurna, untuk jiwa-jiwa yang selalu mendambakan kedamaian

Tuhan selalu adil

Karena itulah orang-orang mati kelaparan

Tuhan selalu bajik

Karena itulah orang-orang mati terbunuh oleh para penyembah-Nya

Surga begitu lembut, perjanjian indah tanpa batasan namun hanya untuk membelai orang yang beriman

Neraka begitu kasar, perjanjian penyiksaan tiada henti diperuntukkan untuk semua orang yang tak punya iman

Sadarlah, sadarlah

Ruangan bulat yang kita sebut bumi

Rela memberikan tempat kepada surga dan neraka untuk kehidupan yang asri

Sebagai mahakarya yang haq bagi kesenangan Sang Maha Kuasa

Dengan atau tanpa iman

Kita tetaplah menjadi pembunuh

Pembunuh jiwa kita sendiri atau orang lain

Atau bahkan pembunuh Tuhan yang tak pernah dipercayai

Dan dengan atau tanpa iman

Kita menjadi manusia yang seutuhnya tak pantas berpijak di semesta manapun yang telah tercipta

Walau hanya sejengkal kaki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun