"Defeated in the mud or victorius in the sun, I sing life and I love it" -- Renzo Novatore
Melalui tulisan ini, aku tidak bermaksud membuat teori baru atau membuat rantai ideologis yang mengikat erat kreativitas individu. Pun, aku tidak bermaksud menggurui siapapun dalam proses menjalani hidup.Â
Aku juga tidak sedang membuat blue print tentang masa depan dan proses kehidupan yang layak. Justru aku sedang membunuh masa depan, sekaligus menghancurkan ketidakpastiannya.Â
Aku sedang merangkai utopia personal, pada saat ini, ketika aku menulis ini! Juga, aku ingin menghancurkan rantai ideologis dan kepercayaan akan tibanya revolusi suatu hari nanti, pun tentang kebahagiaan hidup yang datang suatu saat nanti!
Bagiku, masa depan serupa hologram mimpi. Tiada kenyataan di sana. Masa depan serupa janji-janji politisi brengsek yang membangun dunia khayali manusia melalui visi-misi yang memuat kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.Â
Padahal, apapun itu tentang masa depan yang diwartakan para politisi brengsek tidak lain hanyalah proses penjinakan dan dominasi terhadap seseorang.Â
Apapun tentang masa depan, baik itu kebahagiaan ataupun penderitaan, semuanya adalah tentang ketakutan seseorang di masa kini. Ketakutan yang dikontruksikan oleh dominasi kekuasaan melalui ruang sosial, politik dan ekonomi.
Hari ini kita hidup di sini, di dalam kamar, caf, klub malam, perpustakaan, di manapun kita menghirup oksigen yang sama. Kehidupan masa kini serupa kertas kosong; lembar kreativitas diri, juga serupa kanvas kosong yang mendorong hasrat eksplorasi imajinasi.Â
Dan apabila, melalui harapan-harapan masa depan kita dikontruksikan oleh politis brengsek sebagai manusia lemah sehingga tanpa sadar akan menganggap mereka adalah dewi penyelamat kehidupan di masa depan, maka yang perlu kita lakukan hanyalah menegasikan itu semua dengan imajinasi destruktif; menghancurkan mereka di masa kini dengan ketidakpercayaan atas segala bacod mereka dan mulai mempercayai segala hal yang nyata adalah apa yang kita lakukan dan kerjakan di masa kini. Yang perlu dilakukan adalah mempercayai kenyataan hanyalah masa kini yang sedang dijalani dan membiarkan petualangan diri dimulai, dengan berani.
Aku meyakini, bahwa kebahagiaan hidup tidaklah datang dari orang lain melainkan dari diri sendiri, dengan kesadaran tentang masa kini. Pun, tentang kebebasan. Tidak ada orang lain yang memenuhi syarat untuk bisa membuatku bebas. Aku adalah satu-satunya orang yang memenuhi syarat untuk membebaskan diri dan membahagiakan diri. Aku adalah yang bertanggung jawab atas hidupku sendiri. Begitu pula dengan kebahagiaan dan kebebasan orang lain, aku sama sekali tidak memiliki hak dan tanggung jawab untuk mereka. Aku dan kalian berhak untuk menentukan sendiri.
Mungkin aku akan dituduh sebagai individualis sekaligus liberal menjijikkan bagi sebagian orang. Namun, persetan dengan mereka. Entah apapun definisi mereka tentangku, aku tak peduli. Dan aku pun berhak memvonis kalian sebagai manusia rendahan yang lebih menjijikkan.