Kejadian ini terjadi beberapa tahun yang lalu.
Waktu itu, saya pergi ke salah satu rumah sakit swasta daerah nomor satu.
Tujuan saya adalah untuk mendapatkan legalitas atau bukti hitam di atas putih dari pihak yang berwenang, dalam hal ini yakni Instansi jasa kesehatan terpadu.
Legalitas itu sangat dipelukan untuk kelengkapan pendaftaran beasiswa ke sebuah perguruan tinggi bermutu.
Waktu itu, Saya hanya melakukan pemeriksaan fisik secara eksternal pada tubuh.
Yakni, pemeriksaan tanpa pemeriksaan laboratory atau uji klenis pada bagian tertentu.
Tetapi, pemeriksaan yang saya maksud itu berupa visualisasi langsung dan wawancara kesehatan psikologis personal dengan seorang Psikiater yang katanya bermutu.
Namun, anehnya dalam pemeriksaan itu, saya disuruh menanggalkan seluruh pakaian yang melekat di tubuh satu per satu.
Terang saja, saya kaget tak terkira dan merasa aneh dengan kejadian itu.
Ditambah lagi, sang psikiater ini berkarakter seperti dukun cabul palsu.
Akhirnya, keluarga saya melaporkan kejadian ini ke pihak manajemen rumah sakit dengan emosi yang memburu.
Dan, sang psikater dipanggil untuk menjelaskan kejadian yang telah berlalu.
Sang psikater dan pihak rumah sakit mencoba beralasan dan berkeluh.
Namun, akhirnya mereka meminta maaf dengan ekspresi malu.
Mereka juga meminta agar perkara tersebut tidak disebar luaskan ke meja hijau dan masyarakat dengan mimik bersimpuh.
Saya dan keluarga akhirnya memakluminya dan menganggap semuanya telah berlalu dan memaafkan kejadian waktu itu.
Tetapi, yang jelas, kejadian itu sungguh aneh dan membekas dalam ingatanku selalu.
Kujadikan sebagai kliping memorial dalam hidupku.
Sebagai lembaran mozaik kisah lalu yang telah berlalu dan tetap menjadi sesuatu pengalaman yang mengharu biru seru....
-------------------------------------------
Torehan lembaran mozaik story hidupku
Salam Seru,
[Ulat Bulu]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H