Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Daging Kuda, Halal atau Haram?!

3 Agustus 2010   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:21 15543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu, saya ditawari sate dan abon daging kuda oleh salah seorang teman.

Namun, saya menolak untuk memakannya. Dikarenakan saya masih ragu akan kehalalan daging kuda tersebut. Padahal teman saya ini, jauh-jauh bawa makanan ini sebagai oleh-oleh dan dia menjelaskan kalau daging kuda itu boleh dimakan (artinya halal dimakan). Karena keraguan saya akan kehalalan memakan daging kuda itu, saya merasa mengecewakan teman saya tersebut dan menolak pemberiannya.

Kemudian, karena kejadian tersebut, saya langsung mencari referensi sebanyak mungkin mengenai keterangan halal atau haramnya memakan daging kuda. Dan, dari sekian informasi yang saya temukan, baik melalui browsing internet, buku, dan bertanya kepada orang lain mengenai kasus ini, disimpulkanlah bahwa ternyata daging kuda itu halal.

Berikut, adalah salah satu informasi penjelasan mengenai kehalalan daging kuda.

Mohon ma'af sebelumnya, informasi tersebut saya insert tanpa perubahan atau di-copy paste kembali, karena takut mengubah susunan informasi dan keterangannya.

Sebagaimana yang diinformasikan dan dijelaskan di sini. Diketahuilah ketetapan akan kehalalan daging kuda.

Di dalam agama Islam terdapat dua kelompok fuqoha' yang berbeda pendapat tentang hukum memakan daging kuda. Akan tetapi fuqoha' yang mengatakan bahwa daging kuda halal, alasannya lebih jelas dan kuat. Dalil-dalilnya:


  1. Jabir berkata bahwa Nabi saw melarang kita untuk memakan daging keledai (humur al-Ahliyah) dan mengizinkan kita untuk memakan daging kuda, hal ini terjadi ketika perang Khoibar berkecamuk.(Muttafaq 'Alaihi)
  2. Abu Dawud dan Nasa'i meriwayatkan bahwa suatu hari Nabi saw bersama para sahabatnya memakan daging kuda dan melarang para sahabat untuk memakan daging keledai (humur al-ahliyah).
  3. Daar al-Quthni meriwayatkan bahwa para sahabat pernah memakan daging kuda serta meminum susunya, hal ini terjadi ketika mereka sedang melakukan perjalanan bersama Nabi.
  4. Asma' binti Abu bakar berkata: "Pada zaman Nabi saw kita pernah menyembelih seekor kuda dan ketika itu kami berada di Madinah dan kemudian kami memakannya. (Mutafaq 'alaihi).
  5. Ahmad berkata: "Kita pernah menyembelih seekor kuda di zaman Nabi saw dan kemudian memakannya berserta ahlu bait Nabi.


Inilah hadis-hadis yang menerangkan bahwa daging kuda adalah halal dimakan. Sedangkan hadis yang melandasi keharamannya adalah:


  1. Rasululloh melarang kita untuk memakan daging keledai, kuda dan peranakan dari keduanya.
  2. Nabi saw melarang kita untuk memakan daging kuda pada waktu perang Khoibar.



Bukhori mengatakan bahwa hadis pertama adalah hadis mudthorib, karena di dalam sanadnya terdapat Ikrimah bin Umar yang dianggap oleh para ahli hadis sebagai tidak dapat dipercaya. Sedangakan hadis kedua, menurut para ahli hadis tersebut termasuk 'syadz' dan munkar.

Dengan demikian tetaplah kehalalan daging kuda.

Kemudian, saya juga mendapatkan informasi dan pengetahuan penting mengenai makanan apa saja yang tergolong haram. Berdasarkan informasi yang ditulis di sini, bahwa jenis makanan yang tergolong haram, yakni meliputi :

1) Bangkai; 2) Darah; 3) Daging Babi; 4) Sembelihan untuk selain Allah; 5) Hewan yang diterkam binatang buas; 6) Binatang buas yang bertaring; 7) Burung yang berkuku tajam; 8) Khimar Alliyah (Keledai yang jinak); 9) Al-Jallalah; 10) Ad-dhab (hewan sejenis biawak) bagi yang merasa jijik darinya; 11) Hewan yang diperintahkan agama supaya dibunuh; 12) Hewan yang dilarang untuk dibunuh; dan 13) Binatang yang hidup di dua alam. Untuk informasi dan keterangan selengkapnya silahkan di lihat dan dibaca di sini.

*****

Setelah mengetahui akan kehalalan daging kuda tersebut. Saya langsung menghubungi teman saya tersebut. Lalu, meminta ma'af mengenai sikap saya kemaren yang menolak pemberian darinya. Untungnya, teman saya tidak marah dan mengerti akan sikap kehati-hatian saya. Dan, dia menjanjikan kalau ada kesempatan lagi, akan datang membawa oleh-oleh kembali berupa sate dan abon daging kuda tersebut. Alhamdulillah! [*CV]

---------------------

Semoga Informasi ini bermanfaat!

[CV]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun