“Kau tersenyum karena suasana hatimu sedang baik, untuk apa aku bertanya kenapa kau tersenyum. Cukup bagiku tahu bahwa kau baik-baik saja”
Bila kau lihat aku dalam amarah, apa yang akan kau lakukan ?
“Aku berikan kau sejuk senyumanku, sirami hatimu yang gerah.”
Meski kau tak tahu sebab amarahku itu ?
“Bila kau amarah, aku tak kan amarah. Kusejukkan amarahmu dengan senyumanku. Agar suasana hatimu kembali menjadi baik.”
Bila kau lihat aku menangis dalam diam, apa yang akan kau lakukan ?
“Tak akan ku beri kau senyuman, tak akan ku beri kau amarah. Aku hanya akan memelukmu…mendekapmu…hingga air matamu berhenti mengalir. Hingga tubuhmu berhenti bergetar. Hingga hatimu berhenti bersedih. Dan aku akan terus mendekapmu… tak akan ku lepas lagi. Karena tak kan kubiarkan kau menangis.”
Bila aku mati dalam pelukanmu, apa kau akan menangis ?
“Tidak sayangku. Aku tak kan tangisi kepergianmu. Aku sungguh jatuh cinta padamu. Tapi cinta-Nya padamu melebihi cinta mahluknya yang mana pun. Mungkin kan ku cemburui kepergianmu.”
Tersenyum aku dalam hati