pada masa revolusi industri 4.0 yang disertai dengan kondisi pandemi covid yang tak urung usai, pembatasan demi pembatasan dilakukan dengan harapan semua cepat membaik dan berjalan normal kembali, tapi pada kenyataannya pandemi telah berlangsung hampir satu tahun dan menuntut segala macam industri berinovasi menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
digitalisasi yang tadinya hanya dilakukan oleh perusahaan besar, hari ini mulai merambah pada skala bisnis mikro, dalam kondisi yang serba tidak pasti ini wirausahawan dituntut untuk lebih ekstra dalam menjaga bisnisnya.
nah ngomongin menjaga bisnis pasti ada kaitannya dengan manajemen risiko nih sob!  apakah penting untuk mempelajari manajemen risiko ini? selain  untuk mendeteksi dan menjaga bisnis kita dari risiko yang terjadi dalam masa yang serba tidak menentu ini manajemen risiko juga menjadikan sistem manajerial bisnis kita menjadi lebih efektif dan efisien. Maka dari itu sangat penting untuk mempelajari cara pengelolaan risiko untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada bisnis kita sob!
Definisi manajemen risiko
manajemen risiko adalah sebuah proses yang dilakukan untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya risiko dalam sebuah bisnis, yang mana didalamnya terdapat kegiatan identifikasi, perencanaan, strategi, pengawasan dan evaluasi terhadap semua kemungkinan yang akan menjadi risiko bagi perusahaaan.
lebih mudahnya manajemen risiko ini juga merupakan metode untuk mencegah perusahaan mengalami masalah, seperti kehilangan pasar, kerugian dsb, dan metode ini juga dapat diaplikasikan oleh pebisnis pemula.
tidak lengkap jika kita tidak mengutip teori manajemen risiko dari para ahli. mari kita simak pendapat beberapa ahli berikut ini.
Djojosoedarso, beliau berpendapat bahwasannya manjemen risiko berarti penerapan fungsi manajerial dalam memanajemen risiko bagi sebuah perusahaan, hal ini biasanya merupakan kegiatan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
ada pendapat lain dari Herman Darmawi, nah beliau ini berpendapat bahwa manajemen risiko adalah sebuah usaha untuk memperhitungkan, menganalisis serta mengendalikan risiko pada perusahaan untuk selanjutnya mendapatkan efektifitas dan efisiensi bagi perusaahan.
nah begitulah pendapat ahli mengenai manajemen risiko sob, selain untuk memitigasi risiko juga untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi bagi perusahaan.Â
selanjutnya kita akan mengenal jenis-jenis dari manajemen risiko sob!
Jenis-jenis manajemen risiko
# Risiko spekulatif, artinya risiko yang memiliki dua kemungkinan yaitu kemungkinan menguntungkan atau merugikan, risiko ini berada pada batas tengah antara keuntungan atau kerugian, jadi tergantung bagaimana kita mengelolanya serta mempertimbangkan kondisi dan situasi, risiko ini bisa menjadi keuntungan atau bahkan merugikan perusahaan kita. contohnya risiko akibat perubahan tingkat suku bunga bank, investasi saham dan lain sebagainyaÂ
# Risiko murni, artinya risiko ini bisa dikatakan risiko mutlak karena hanya memiliki satu kemungkinan yaitu kerugian. contohnya kerugian akibat bencana alam.
# Risiko pasar, artinya risiko yang terjadi akibat dari mekanisme pasar, seperti persaingan usaha, daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup masyarakat, munculnya pesaing baru dan lain sebagainya, risiko ini sama seperti risiko spekulatif tergantung bagaimana kita mengelolanya.
nah bagaimana sob itulah tiga jenis dari manajemen risiko, setelah kita mengenal jenis dari manajemen risiko, selanjutnya pembahasan kita adalah mengenai langkah-langkah dalam memanajemen risiko sob!
Langkah-langkah manajemen risiko
ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yang baik dalam menghindari risiko sob. karena ini adalah langkah yang harus dilakukan mulai awal hingga akhir agar pengelolaan risiko kita menjadi mutakhir, jadi berikut ini adalah urutannya!
1. Identifikasi risiko usaha, mari kita asumsikan bahwa bisnis kita sama seperti anak kita, kita lah yang lebih mengenalnya daripada orang lain, nah dalam proses mengidentifikasi risiko ini kita harus melihat dan merasakan semua sisi agar identifikasi kita lebih menyeluruh termasuk risiko yang sifatnya spekulatif dan murni, tujuannya untuk meminimalisir risiko yang muncul. ada beberapa cara untuk mengidentifikasi risiko. menggunakan analisa dari pengalaman, menggunakan pengamatan dan survei, menggunakan acuan market leader / produk unggulan, serta menggunakan metode dari pakar dan ahli.
2. Mengukur risiko, setelah melakukan identifikasi risiko selanjutnya adalah pengukuran risiko, pertanyaannya apa yang di ukur? ada dua dimensi yang harus diukur nih sob, pertama yang perlu diukur adalah besarnya frekuensi kerugian artinya seberapa sering kerugian tersebut terjadi dalam tenggang waktu tertentu,lalu yang kedua adalah tingkat kegawatan (severity) atau keparahan kerugian yang terjadi hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diakibatkan oleh kerugian tersebut terhadap kondisi bisnis kita terutama kondisi keuangan.Â
hasil dari pengukuran dua dimensi tersebut bisa menghasilkan, nilai rata-rata dari kerugian selama satu periode, lalu fluktuasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode lain, serta dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut.
Tujuan lain dari pengukuran terhadap risiko adalah meningkatkan kesadaran risiko sehingga senantiasa waspada, mengidentifikasi risiko-risiko kerugian atau mengetahui sumber-sumber risiko dan frekuensi terjadinya risiko sehingga dapat diukur sampai berapa jauh dampaknya bagi perusahaan
3. Mengendalikan risiko, setelah melakukan pengidentifikasian serta pengukuran terhadap risiko, selanjutnya adalah mengendalikan risiko tersebut, ada beberapa solusi yang bisa diambil untuk mengendalikan risiko antara lain :Â
# Hindari (Avodaince), solusi ini mengharuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko, contohnya menjual barang yang dilarang yang mana mengakibatkan hukuman tindak pidana.
# Pengalihan risiko, cara ini dilakukan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain sehingga dampak risiko yang ditanggung akan menrun, contohnya seperti pengalihan risiko pada proses pengiriman barang dengan meminta jasa asuransi unruk mengasuransikan barang tersebut dengan konsekuens membayar premi.
# Menekan tingkat keparahan, dengan menekan tingkat keparahan maka dampak yang kita terima akan lebih ringan, karena kemungkinan suatu risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, maka diperlukan tindakan untuk menekan risiko tersebut.
tujuan utama dari dari manajemen risiko tidak lain untuk melindungi perusahaan dari risiko bisnis yang berbahaya, sehingga bisnis kita tetap bisa berdiri pada kondisi dan situasi apapun sob, dan terbukti melindungi bisnis dengan manajemen risiko lebih berhasil daripada tidak menggunakan manajemen risiko.
setelah kita menyimak beberapa teori dan metode diatas harapannya pengaplikasian serta kesadaran untuk menggunakan manajemen risiko ini menjadi lebih besar lagi, apalagi ketika kita berada pada masa revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid 19. jika kamu bisa mengelola risiko dengan baik maka dipastikan bisnismu akan terus berkembang, tapi ketika sebaliknya bisa dipastikan bisnismu dalam bahaya.
Menjadi adaptif terhadap perubahan juga merupakan salah satu solusi terhadap perubahan yang terjadi, dan ini yang akan membedakan, apakah perubahan berdampak negatif atau postif pada bisnismu sob!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H