Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saat Tetangga Parkir Mobil Berderet di Jalan Depan Rumah

11 November 2024   09:57 Diperbarui: 11 November 2024   14:42 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di perumahan tempat saya tinggal, belum sampai terjadi seperti itu. Namun, di perumahan tempat teman saya bermukim katanya pernah beberapa kali terjadi seperti itu. Pengendara sepeda motor sempat jatuh karena (hampir) menabrak kendaraan lain yang melintas dari arah yang berlawanan.

Kalau saya pribadi sempat kejadian jalan semen depan rumah yang dibawahnya saluran air amblas karena dilindas truk bermuatan lumayan berat. Hal itu terjadi karena tetangga memarkir mobil di (bahu) jalan, nah si truk itu karena berukuran besar, tidak cukup melintas di jalan aspal, akhirnya melintas di jalan semen, dan amblas sampai bolong.

Apalagi waktu itu mobil si tetangga parkir lebih ke tengah karena di bahu jalan ada susunan batako yang disimpan si pemilik rumah.

Terkadang sudah dikode sama si pemilik rumah dengan dihalangi batako, pot bunga besar, agar tidak dijadikan tempat parkir, ada beberapa yang cuek saja.

Mereka tetap numpang parkir di depan rumah tetangga lain karena di depan rumah dia sudah tidak cukup untuk parkir mobil karena memiliki mobil lebih dari satu.

Jalan semen yang amblas itu akhirnya kami lah yang repot membetulkan. Si tetangga yang parkir, mana mau membantu membetulkan. Apalagi supir truk. Habis kejadian saja langsung pergi.

Lebih Riskan Banyak Sampah

Jalan depan rumah dijadikan tempat parkir mobil itu lebih riskan banyak sampah. Tidak semua orang seperti itu, tetapi ada beberapa yang sehabis turun dari mobil, plung saja botol minum kemasan bekas ia minum dibuang di sekitar mobil.

Atau, turun dari mobil, ia bersih-bersih tangan dengan tissue, sehabis itu tissuenya dibuang begitu saja di sekitaran mobil. Akhirnya terbang ke mana-mana.

Mirisnya, beberapa langkah saat ia menuju rumah, ada tempat sampah. Kenapa tidak sekalian sambil menuju ke arah rumah sampah-sampah itu dibuang di tempat sampah?

Jengkelnya lagi, awalnya saya mengira yang suka buang-buang sampah itu anak-anak kecil. Anak si pemilik mobil. Mungkin ia belum tahu tidak baik membuang sampah sembarangan. Atau sudah tahu, tetapi namanya anak kecil kadang ya begitulah. Namun, pernah kebetulan saya lihat, ternyata yang buang orang tuanya. Ibunya hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun