Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

5 Cara Meminimalisasi Konflik Antara Mertua dan Menantu

16 Mei 2024   01:00 Diperbarui: 16 Mei 2024   11:48 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konflik mertua dan menantu. | Foto Dokumentasi Shutterstock diambil dari kompas.com

Tahu Batasan
Mertua sebenarnya seperti orangtua kedua untuk kita. Meski demikian kita tetap harus tahu batasan.  Tidak semua hal harus kita ceritakan kepada mertua. Tidak semua kegiatan harus melibatkan mertua. Ada hal-hal yang tidak bisa kita bagi.

Hubungan yang terlalu akrab umumnya lebih rentan mengalami konflik. Selain itu, semakin akrab hubungan kita dengan seseorang, biasanya ledakan konflik juga akan semakin besar. Jadi, akan lebih baik bila kita menjalin hubungan dengan mertua sewajarnya saja.

Kita saja suka berselisih paham dengan orangtua, berkonflik, padahal orangtua sudah mengenal kita seumur hidup. Apalagi dengan mertua yang umumnya baru kita kenal setelah kita dewasa? Saat kita sudah akan menikah dengan buah hatinya.

Selain itu, bila kita berkonflik dengan orangtua, umumnya kita bisa saling memaafkan dengan tulus. Tidak ada rasa jengkel, marah, dendam yang tersisa. Bila berkonflik dengan mertua, belum tentu bisa seperti itu.

Mertua juga harus tahu batasan untuk tidak terlalu ikut campur urusan anak dan menantu. Apalagi bila tidak diminta. Sebagai orang yang lebih tua, wajar memberi masukan, saran. Namun, jangan kelewat batas.

Dulu ada teman saya yang akhirnya bercerai dengan sang suami karena si mertua terlalu ikut campur terkait pola pengasuhan anak.

Tidak Membeda-Bedakan
Sebagai menantu, jangan membeda-bedakan perlakuan kita kepada orangtua dan mertua. Perlakukan mereka dengan sama. Atau sesuai porsinya. Bila orangtua diajak berjalan-jalan berkeliling kota bersama cucu, ajak juga si mertua. Atau setidaknya ditawari.

Bila setiap bulan kita berkunjung ke rumah orangtua sambil membawa seluruh anggota keluarga, lakukan juga hal yang sama kepada mertua, kecuali bila mereka memang keberatan. Atau ada alasan lain.

Nah, sebagai mertua, jangan juga membeda-bedakan perlakuan kepada anak dan menantu. Jangan sampai karena merasa anak dan menantu yang satu lebih royal, rutin memberi ini dan itu, diperlakukan lebih baik.

Sementara, anak dan menantu yang lain yang mungkin tidak seroyal si anak dan menantu tersebut, diperlakukan kurang baik, kurang ramah, kurang begitu disambut saat berkunjung. Mereka mungkin tidak royal karena kondisi ekonomi yang kurang mendukung.

Tidak Membicarakan Keburukan Salah Satu Pihak
Untuk menjaga hubungan baik antara menantu dan mertua, masing-masing pihak sebaiknya menahan diri untuk tidak membicarakan keburukan si mertua atau si menantu kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun