Saat ini ada sekitar belasan ribu tenaga kerja lokal yang diserap perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, tersebut.
Alhasil, dengan jumlah pekerja yang tergolong tinggi, PT GNI memberikan dampak positif bagi perekonomian di desa-desa sekitar. Hal tersebut seperti yang dirasakan warga Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur.
Kepala Desa Bunta, Christol Rizal Lolo, seperti yang dikutip CNN Indonesia mengungkapkan, selain menciptakan lapangan kerja, PT GNI juga turut meningkatkan aktivitas perekonomian di desa tersebut. Omzet penjualan kebutuhan sehari-hari, seperti bahan pangan dan sandang, meningkat hingga berlipat-lipat.Â
Tak ayal, membuat warga desa menjadi lebih sejahtera.
Selain merekrut masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja, PT GNI juga secara berkala melakukan pelatihan. Tak tanggung-tanggung, perusahaan yang sudah beroperasi sejak 2019 tersebut bahkan menyediakan kursus singkat yang bekerja sama dengan Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dilakukan secara online dan dapat diakses oleh para pekerja di site.Â
Tidak hanya itu, PT GNI juga memberdayakan UMKM. Masyarakat sekitar dilatih membuat abon yang berkualitas dan higienis, baik proses maupun penggunaan alatnya. Mereka juga dibimbing hingga bisa mendapatkan izin jual di kantin PT GNI.
Ibu-ibu di lingkungan sekitar juga dilatih menjahit. Mereka diberdayakan untuk membuat jaket ataupun seragam hingga dibantu disediakan alat untuk keperluan menjahit.
Nah, untuk para pelajar di sekitar smelter, disediakan program belajar Bahasa Inggris serta sarana dan prasarana  yang dapat membantu proses pendidikan. Tidak hanya itu, ada juga pembinaan untuk pencegahan stunting dan pembinaan untuk panti asuhan.
Â
Kontribusi PT GNI pada Hilirisasi Minerba
Kehadiran PT GNI tidak terlepas dari proyek hilirisasi minerba yang didengungkan pemerintah sejak 2009 lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan berulang-ulang menekankan di setiap kesempatan terkait pentingnya hilirisasi minerba, minyak dan gas (migas), serta kelautan.