Pesona mi instan itu sulit ditolak. Bahkan saat bulan Ramadan seperti ini. Setelah beberapa waktu lebih memilih mengkonsumsi makanan lain yang lebih kaya gizi, di pertengahan bulan Ramadan godaan untuk mengkonsumsi mie instan sudah tidak dapat lagi dibendung.
Apalagi saat sahur. Rasanya ingin makan yang segar-segar dan enak seperti mi instan. Terlebih saya juga memang penggemar mi. Setiap beberapa waktu rutin mengudap makanan kriwil-kriwil ini.
Dan, akhirnya, saat sahur tadi saya mengkonsumsi mi instan.
Mi Instan Ayam Lada Hitam
Saat sahur tadi saya memasak mi instan ayam lada hitam. Rasanya segar, enak dimakan di kala sahur yang terkadang masih terkantuk-kantuk. Bila ingin mencoba bisa di recook. Terlampir resepnya.
Bahan:
1 Â Â Â Â Â bungkus mi instant (saya pakai Mi Keriting Goreng Spesial Indomie)
200 Â Â gram ayam fillet yang sudah dipotong kecil sesuai selera
3 Â Â Â Â Â sendok makan minyak goreng
2 Â Â Â Â Â bonggol pokcoy (sawi)
1 Â Â Â Â Â sendok makan tapioka
2 Â Â Â Â Â sendok makan kecap asin
1 Â Â Â Â Â sendok teh kaldu bubuk
1/2 Â Â Â butir bawang bombay yang sudah diiris kecil
3 Â Â Â Â Â butir bawang putih yang sudah dihaluskan
1/2 Â Â Â butir paprika hijau yang sudah diiris kecil.
1 Â Â Â Â Â sachet saus lada hitam (saya pakai Saori ukuran 26 mili liter)
120 Â Â mili liter air
Takaran bahan dan bumbu bisa disesuaikan sesuai selera.
Cara Membuat:
Pertama, rebus mi instan. Setelah matang tiriskan, beri bumbu yang sudah ada di mi. Saya hanya menggunakan bumbu dan minyaknya saja. Kecap dan saus cabai saya skip. Setelah mi diberi bumbu, sisihkan.
Kedua, godok pokcoy hingga layu. Sisihkan.
Ketiga, campurkan  ayam fillet, tapioka, kecap asin, kaldu bubuk, bawang putih. Lalu diaduk-aduk hingga tercampur. Sisihkan.
Keempat, panaskan minyak goreng, setelah itu tumis ayam fillet yang  sudah diberi bumbu. Setelah setengah matang masukan saus lada hitam. Aduk hingga tercampur. Lalu , masukan bawang bombay dan paprika. Aduk-aduk, setelah sedikit layu, masukan air. Tunggu hingga air mendidih dan ayam matang sempurna.
Setelah matang, sajikan. Selamat Mencoba!
Bikin Mi Instan Naik Kelas
Anyway, saat sahur kita sebenarnya tidak disarankan untuk makan mi instan. Hal tersebut dikarenakan, bahan utama mi instan adalah tepung. Nah, tepung adalah bentuk gula sederhana yang sangat mudah dicerna tubuh. Jadinya, perut mudah kenyang, tetapi juga mudah lapar.
Padahal saat puasa kita perlu asupan makanan yang dapat bertahan lama dicerna oleh tubuh. Makanan yang mengenyangkan lebih lama. Sebab, kita tidak diperkenankan makan dan minum selama lebih dari 12 jam. Dari terbit fajar hingga azan magrib berkumandang.
Bila kita memaksakan makan mi instan di kala sahur, dikhawatirkan menjelang siang, tubuh akan lemas. Tubuh akan kehilangan tenaga. Tidak se-fit apabila mengkonsumsi makanan lain yang lebih banyak mengandung nutrisi lengkap, seperti serat, mineral, vitamin, protein dan lemak.
Lalu, apa solusinya bila kita kukuh ingin makan mi instan di kala sahur? Bikin mi instan naik kelas! Saat sahur, kita jangan hanya makan mi instan begitu saja tanpa tambahan makanan apapun. Tambahkan pula sayuran dan daging.
Sayuran yang ditambahkan bisa bermacam-macam, bisa sawi, kubis, wortel, bayam, kangkung, mentimun, atau perpaduan dari beberapa sayuran sekaligus.
Untuk daging, bisa daging ayam, daging sapi atau daging kambing. Atau bila daging-dagingan tidak ada, bisa juga ditambahkan seafood, seperti udang, sotong, atau bahkan ikan. Hal yang paling penting, ada sumber lemak dan protein.
Sayuran sebagai sumber serat, dan daging sebagai sumber protein, akan membuat perut kenyang lebih lama. Sebab, proses pencernaan dari kedua jenis makanan itu cukup panjang dan lama.
Selain itu, asupan nutrisi lain yang diperlukan tubuh dari kedua jenis makanan itu akan membantu kita lebih fit selama menjalani puasa. Kesehatan dan kebugaran juga tetap terjaga.
Itu makanya saat sahur tadi saya juga menambahkan pokcoy dan daging ayam.
Teman-teman Kompasianer suka mengkonsumsi mi instan juga kah saat sahur? Kalau iya, biasanya dimasak seperti apa? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H