Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Liburan Tipis-tipis di Madu Tiga Beach & Resort, Bintan

31 Mei 2022   21:27 Diperbarui: 1 Juni 2022   10:39 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Madu Tiga Beach & Resort, Bintan, Kepulauan Riau. | Dokumentasi Pribadi

Lampu hias menyambut saya dan keluarga saat sampai di Madu Tiga Beach & Resort, Bintan, Kepulauan Riau, akhir pekan lalu. Sinar temaramnya menambah semarak resort yang bernuansa alam tersebut.

Penuh lampu. | Dokumentasi Pribadi
Penuh lampu. | Dokumentasi Pribadi

Saat kami sampai, senja sudah berlalu, berganti malam. Waktu sudah menunjukan pukul 18.20 WIB. Namun, suasana resort malah terasa lebih hangat. Beberapa pengunjung terlihat bersantai di depan pondok yang mereka sewa. Ada juga yang duduk-duduk di restoran sambil menikmati aneka makanan dan minuman.

Suasana temaram, penuh lampu. | Dokumentasi Pribadi
Suasana temaram, penuh lampu. | Dokumentasi Pribadi

Saat kami menginap, pengunjung terlihat cukup banyak. Pondok-pondok mungil yang dilapisi bilik bambu dan rumbia terlihat penuh terisi. Aneka kendaraan roda empat terparkir hampir di depan setiap pondok.

Masa-masa suram dunia pariwisata, khususnya hotel dan resort, akibat pandemi Covid-19 sepertinya sudah berlalu. Kini bisnis tersebut kembali menggeliat. Masyarakat sudah banyak yang memanfaatkan hari libur untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat di resort-resort favorit.

Mulai penuh pengunjung. | Dokumentasi Pribadi
Mulai penuh pengunjung. | Dokumentasi Pribadi

Kami salah satunya, meskipun hanya berlibur tipis-tipis. Menginap selama satu malam.

Kamar Nyaman dan Bersih

Kami menempati kamar nomor 13. Lokasinya cukup strategis. Berada di depan restoran dan musala, samping kolam renang. Namun, mobil tidak bisa masuk. Tidak dapat diparkir di depan pondok. Harus berjalan kaki sekitar 20 meter dari tempat parkir ke pondok yang kami sewa.

Kamar di Madu Tiga Beach & Resort. | Dokumentasi Pribadi
Kamar di Madu Tiga Beach & Resort. | Dokumentasi Pribadi

Saat memasuki areal pondok, suasana nyaman langsung terasa. Mungkin efek temaram lampu dan arsitektur pondok yang terlihat alami. Terlebih, pondok-pondok tersebut terlihat baru dan bersih.

Di dalam pondok, ada dua meja dan kursi yang di sediakan untuk bersantai, satu tempat tidur berukuran queen, televisi, ceret listrik dan meja rias. Tidak ada lemari untuk pakaian, hanya ada buffet meja dan dua buah gantungan pakaian.

Kamar di Madu Tiga Beach & Resort. | Dokumentasi Pribadi
Kamar di Madu Tiga Beach & Resort. | Dokumentasi Pribadi

Pondok tersebut juga dilengkapi sebuah kamar mandi mungil. Meski demikian fasilitas yang disediakan lumayan lengkap, ada shower, wastafel, toilet dan aneka perlengkapan mandi, mulai dari handuk, sabun, sampo, sikat gigi dan pasta gigi.

Meski cukup lelah menempuh perjalanan dari Batam, Kepulauan Riau, selama lebih dari dua jam, kami sama sekali tidak tertarik untuk rebahan. Kami malah antusias untuk berkeliling menyusuri resort yang penuh dengan lampu-lampu hias.

Musala. | Dokumentasi Pribadi
Musala. | Dokumentasi Pribadi

Setelah salat magrib dan mandi, kami sekeluarga berkeliling menyusuri resort di kawasan Pantai Trikora tersebut. Anak saya yang bungsu malah tidak sabar bermain pasir. Ia berlari-lari sambil sesekali melempar cangkang kerang yang terdampar di pantai ke dalam laut. Duh, padahal sudah malam.

Datang kemalaman, jadinya malam-malam main pasir. | Dokumentasi Pribadi
Datang kemalaman, jadinya malam-malam main pasir. | Dokumentasi Pribadi

Setelah puas bermain, kami makan malam di pinggir pantai, mengudap aneka makanan, mulai dari ayam bakar, ikan bakar, sosis bakar, plecing kangkung, hingga tomyam.

Salah satu lokasi tempat makan malam. | Dokumentasi Pribadi
Salah satu lokasi tempat makan malam. | Dokumentasi Pribadi

Pihak resort menyediakan lokasi makan malam di beberapa titik, semuanya berada di pinggir pantai. Menariknya, sambil makan kita dapat menikmati pertunjukan live music juga. Jadi, lebih seru. Apalagi bila kita makan beramai-ramai bersama teman atau keluarga.

Dilengkapi Banyak Fasilitas

Salah satu daya tarik Madu Tiga Beach & Resort adalah fasilitas bermain yang lumayan banyak. Selain pasir putih halus yang menghampar luas khas Pantai Trikora, Bintan, resort ini juga menyediakan aneka fasilitas gratis dan berbayar yang dapat dinikmati anak-anak hingga orang dewasa.

Bermain pasir. | Dokumentasi Pribadi
Bermain pasir. | Dokumentasi Pribadi

Ada kolam renang, lapangan bola sepak dan voli pantai,  sepeda,  All Train Vehicle (ATV), banana boat hingga kayak.

Kolam renang. | Dokumentasi Pribadi
Kolam renang. | Dokumentasi Pribadi

Menariknya, fasilitas-fasilitas berbayar tersebut dibanderol dengan harga yang masih masuk akal. Masih terjangkau kantong kalau menurut saya. Jadi, kalaupun mencoba beberapa water sport tidak lantas membuat "kantong bolong".

Tempat fitnes dari kayu. | Dokumentasi Pribadi
Tempat fitnes dari kayu. | Dokumentasi Pribadi

Untuk ukuran tempat wisata, apalagi di daerah Bintan, harga-harga yang ditawarkan termasuk "ramah kantong".

Bermain kayak. | Dokumentasi Pribadi
Bermain kayak. | Dokumentasi Pribadi

Begitu juga dengan harga makanan dan minuman yang ditawarkan di restoran. Harganya masih terbilang terjangkau untuk ukuran resort. Harga aneka minuman umumnya dibawah Rp20.000, harga makanan-makanan pengganjal perut seperti nasi goreng, mie goreng dibanderol sekitar Rp30.000-an.

Bisa Menikmati Sunrise yang Lumayan Indah

Pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB, matahari menyembul kekuningan memancarkan sinar yang lumayan indah. Banyak pengunjung, termasuk saya, yang memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil foto atau video.

Sunrise. | Dokumentasi Pribadi
Sunrise. | Dokumentasi Pribadi

Beberapa ada yang memilih duduk-duduk santai di atas pasir atau ayunan untuk menikmati momen tersebut. Meski tinggal di daerah pesisir seperti Batam, jarang-jarang menikmati matahari terbit di pinggir pantai seperti itu. Apalagi dalam suasana santai.

Sunrise. | Dokumentasi Pribadi
Sunrise. | Dokumentasi Pribadi

Saya rasa sunset yang dilihat dari resort tersebut juga lumayan indah. Namun, kami tidak tahu karena kemarin itu datang setelah senja berlalu.

Dapat Sekalian Berkunjung ke Tempat Wisata Lain

Saat menginap di Madu Tiga Beach & Resort, kita dapat sekalian berkunjung ke tempat wisata di sekitar Bintan dan Tanjungpinang. Tempat wisata terdekat adalah Gurun Pasir Busung.

Gurun Pasir Busung. | Dokumentasi Pribadi
Gurun Pasir Busung. | Dokumentasi Pribadi

Tempat wisata ini cocok bagi yang suka foto-foto dengan latar belakang pemandangan yang instagramable. Ada hamparan batu yang menyerupai gurun pasir. Ada juga genangan air berwarna biru yang membentuk seperti danau.

Selain Gurun Pasir Busung, bisa juga berkunjung ke tempat wisata Patung Seribu. Ada deretan patung dengan aneka mimik muka di objek wisata ini.

Atau bila suka wisata sejarah, bisa sekalian menyebrang ke Pulau Penyengat. Pulau yang konon menjadi asal-muasal Bahasa Indonesia. Tempat lahir, besar dan meninggalnya Raja Ali Haji. Bapak Bahasa Indonesia. Tokoh yang membuat pedoman yang menjadi standar bahasa Melayu, cikal bakal Bahasa Indonesia.

Bagaimana Menuju ke Sana?

Kalau dari Batam, kita dapat naik kapal ferry dari Pelabuhan Telaga Punggur ke Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. Setelah itu dilanjutkan dengan kendaraan bermotor. Disarankan bus atau mobil. Jangan deh naik motor. Meski jalannya mulus dan lebar, daerahnya masih banyak lahan kosong yang hanya ada pohon-pohon.

Naik kapal ferry. | Dokumentasi Pribadi
Naik kapal ferry. | Dokumentasi Pribadi

Ngeri bila naik kendaraan roda dua, apalagi hanya sendiri atau berdua dan hari sudah terlampau sore, kecuali berombongan.

Jarak tempuh Pelabuhan Telaga Punggur-Sri Bintan Pura sekitar 60 menit.

Jalan luas dan lebar, tetapi masih banyak titik yang hanya lahan luas dengan aneka pepohonan. | Dokumentasi Pribadi
Jalan luas dan lebar, tetapi masih banyak titik yang hanya lahan luas dengan aneka pepohonan. | Dokumentasi Pribadi

Bisa juga dari Pelabuhan Telaga Punggur ke Pelabuhan Tanjunguban. Bila naik kapal ferry durasinya lebih cepat, sekitar 30 menit. Bila naik kapal roro sekitar 60 menit.

Namun, bila tidak membawa kendaraan sendiri, agak sulit mendapat kendaraan di Tanjunguban. Penyewaan kendaraan masih terbatas. Umumnya yang lewat Tanjunguban membawa kendaraan sendiri atau dijemput.

Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun