Berdasarkan data yang dirilis viva.co.id, sejak duduk di bangku SD beliau sudah mulai mengisi ceramah di beberapa pengajian kampung. Kebiasaan ceramah tersebut berlanjut hingga mahasiswa.
Apalagi saat di sekolah menengah ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA). Setelah lulus dari PGA, melanjutkan kuliah di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sekarang berubah nama menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Setiap akhir pekan, saat Mamah Dedeh masih berstatus sebagai mahasiswa, ia dan beberapa teman kuliah berceramah di wilayah sekitar kampus, mulai dari Ciputat, Cirendeu, dan Pondok Cabe. Kebetulan saat kuliah beliau tinggal di asrama.
Setelah lulus kuliah dan menikah, kegiatan dakwah tetap Mamah Dedeh lakukan. Ia kerap berceramah dan mengajar mengaji di pengajian-pengajian hingga akhirnya namanya semakin terkenal, terutama di sekitar Jabodetabek.
Pada 1994, pemilik radio betawi Bens, yakni aktor kenamaan Benyamin Sueb, meminta Mamah Dedeh untuk mengisi program mengaji di radio tersebut.
Ternyata gaya bahasa Mamah Dedeh yang ceplas-ceplos, penuh humor, menarik banyak pendengar.
Akhirnya tidak hanya radio yang tertarik mengundang Mamah Dedeh untuk mengisi acara, tetapi stasiun televisi nasional juga.
Namanya semakin eksis. Kini pemirsanya tidak hanya tersebar di Indonesia, tetapi juga sudah merambah ke Brunai Darussalam, Saudi Arabia, Korea, hingga Amerika Serikat.
Duh, Mamah Dedeh memang sosok ustazah panutan. Penceramah favorit.
Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H