Saat fisik masih kuat, hobi berkebun, travelling, memasak, berolahraga, atau hobi-hobi lain yang mengandalkan ketangkasan tubuh, tidak masalah. Namun, saat tubuh mulai ringkih, akan sulit menyalurkan hobi-hobi seperti itu. Menulis bisa jadi pilihan. Tinggal duduk di teras tak-ketak-ketik, atau sambil berbaring di atas kasur.
 Bisa Meningkatkan Daya Ingat
Saat usia beranjak senja, daya ingat umumnya semakin menurun. Tidak sedikit yang malah mengalami demensia atau alzheimer. Nah, dengan menulis secara rutin sejak usia muda, kita bisa menekan risiko pikun.
Pikun berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi otak. Penderita pikun biasanya mengalami penyusutan daya ingat, kemampuan berpikir, kesulitan memahami sesuatu, hingga menurunnya kecerdasan mental.
Dengan rutin menulis, kita bisa membantu otak lebih sehat. Berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam jurnal American Academy Neurology, kegiatan menulis dapat melibatkan peran otak dan membantu seseorang terhindar dari gangguan memori.
Apalagi menulis juga bisa mengurangi tingkat stres karena bisa membantu menyalurkan emosi dengan baik melalui tulisan.
Stres yang tidak tersalurkan dengan baik dapat menghabiskan energi yang diperlukan otak untuk membantuk daya ingat dan berpikir.
Sehingga, saat stress terkelola dengan baik akan berdampak pada kemampuan daya ingat dan kemampuan berpikir yang juga lebih baik.
Warisan Cerita untuk Anak-Cucu
Tidak hanya meningkatkan daya ingat, dengan menulis kita juga berarti mewariskan beragam cerita kepada anak-cucu kita kelak. Usia kita sangat terbatas, tetapi tulisan bisa abadi.
Keturunan yang tidak sempat mengenal kita secara langsung kelak, bisa mengenal kita melalui tulisan-tulisan yang kita buat. Kita juga bisa mewariskan beragam hal yang bermanfaat, mulai dari petuah hingga tips dan trik.