Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

2 Cara Jaga Silaturahmi Idulfitri di Masa Pandemi

14 Mei 2021   17:55 Diperbarui: 14 Mei 2021   18:04 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aplikasi pesan jadi andalan menjaga silaturahmi. | Dokumentasi Pribadi

Idulfitri sangat identik dengan silaturahmi. Usai salat Id berjamaah, kita biasanya berkumpul bersama keluarga besar, berkunjung ke rumah keluarga dan kerabat secara bergantian, baik yang di dalam kota, maupun luar kota. Saling meminta maaf dan mencicip aneka hidangan lebaran yang disajikan.

Namun, pandemi Covid-19 mengubah semuanya. Kita tidak lagi leluasa saling berkunjung untuk bermaafan secara tatap muka. Bahkan, karena pagebluk yang tak juga reda, pemerintah sampai mengeluarkan larangan mudik hingga pengetatan perjalanan antar daerah/provinsi/negara.

Namun beruntung, pandemi Covid-19 terjadi pada abad ke-21. Saat hampir semua hal menjadi lebih mudah dan praktis berkat teknologi. Sehingga, meski ada larangan mudik dan pembatasan perjalanan, kita tetap bisa menjalin silaturahmi dengan keluarga dan kerabat tercinta.

Memanfaatkan Aplikasi Pesan

Selama Idulfitri di masa pandemi, aplikasi pesan seperti whatsapp menjadi andalan untuk tetap menjaga silaturahmi. Ucapan Selamat Idulfitri dan permohonan maaf disampaikan melalui saluran komunikasi tersebut. Ada yang disampaikan hanya berupa pesan, ada juga berupa panggilan suara dan video.

Aplikasi pesan jadi andalan menjaga silaturahmi. | Dokumentasi Pribadi
Aplikasi pesan jadi andalan menjaga silaturahmi. | Dokumentasi Pribadi
Kami melepas kangen secara virtual. Meski terpisah jarak dan hanya bisa menatap layar ponsel, cukup mengobati rasa kangen. Beruntung juga ponsel-ponsel zaman now resolusinya lumayan tinggi. Sehingga, sosok keluarga, kerabat, dan sahabat tetap jelas terlihat. Suara juga nyaring terdengar.

Selain itu, alhamdulillah biaya panggilan juga sekarang sudah sangat terjangkau. Panggilan ke belahan dunia mana pun sudah flat karena bisa menggunakan paket data. Jadi lebih leluasa melepas kangen dan berbagi cerita. Tidak diburu-buru seperti zaman dulu karena khawatir biaya panggilan yang membengkak. Terlebih bila melakukan sambungan telepon ke luar Indonesia.

Apalagi hampir seluruh keluarga, kerabat dan komunitas tergabung di aplikasi tersebut. Para tetangga juga. Sehingga, untuk berkomunikasi lebih lancar. Silaturahmi juga tetap terjalin dengan baik. Walaupun dengan beberapa tetangga tetap melakukan silaturahmi tatap muka. Kami bermaafan dari rumah masing-masing, mengulurkan tangan jarak jauh dari balik pagar rumah.

Memanfaatkan Penjual Online untuk Memberikan Hantaran

Menjelang Ramadan rasanya tidak afdol bila tidak memberi hantaran kepada keluarga dan kerabat terdekat. Pandemi Covid-19 bukan penghalang untuk kita memberikan hadiah lebaran kepada orang-orang tercinta. Apalagi sekarang kita bisa membeli barang untuk hadiah lebaran secara online.

Beli hantaran melalui marketplace atau penjual online. | Dokumentasi Pribadi
Beli hantaran melalui marketplace atau penjual online. | Dokumentasi Pribadi
Untuk hantaran lebaran keluarga yang tinggal di luar kota saya biasanya membeli melalui marketplace. Kita tinggal pilih barangnya, bayar, dan berikan alamat pengiriman sesuai dengan alamat tinggal si penerima hantaran. Nanti, biasanya pesanan tersebut diantar sesuai jadwal.

Untuk produk-produk tertentu, seperti kue kering yang rentan "ambyar" bila dikirim ke luar kota melalui ekspedisi, kita cari penjual online yang lokasinya satu kota dengan orang yang akan kita kirimi kue tersebut. Atau cari teman atau kerabat yang menerima pesanana kue lebaran. Nanti kita minta ia kirim ke alamat yang mau kita beri hantaran, uangnya bisa kita transfer.

Cara ini menurut saya lebih hemat waktu dan biaya pengiriman. Apalagi saya tinggal di Batam, Kepulauan Riau, dan keluarga besar tinggal di Jawa Barat. Bila dikirim langsung dari Batam khawatir lama, belum lagi kalau mengirim kue-kue kering, takutnya rusak dijalan. Ongkos kirimnya juga lumayan.

Untuk praktisnya sebenarnya kirim uang saja, biar nanti mereka belanja sendiri. Apalagi uang sifatnya fleksibel. Bisa digunakan untuk apa saja. Namun, terkadang rasanya tidak enak bila mengirim uang begitu saja. Apalagi bila nominalnya tidak terlalu banyak.

Pemberian hantaran lebaran salah satunya sebagai bentuk untuk menjaga silaturahmi. Bedanya, dulu kita bawa langsung sambil sungkem, sekarang dititip melalui petugas pengiriman barang, atau penjual online.

Alhamdulillah masih bisa menjalin silaturahmi, meski dengan kondisi yang serba terbatas. Lebaran tahun depan mudah-mudahan pandemi Covid-19 bisa cepat teratasi, sehingga bisa bersilaturahmi lagi secara tatap muka dengan leluasa. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun