Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Fiksi Ramadan] Kekhilafan Kana

23 Mei 2020   23:12 Diperbarui: 23 Mei 2020   23:11 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari ngertiaja.com

Hilal telah tampak. Kana menatap bangunan kusam bercat hijau tua yang berada di ujung jalan itu. Kana sebenarnya belum siap. Mungkin tidak akan pernah siap. Namun, mengabaikan rasa bersalah yang terus menyeruak bukan tindakan tepat. Ia harus berbicara, tepatnya meminta maaf.  

Tok! Tok! Tok!

Saat Kana mengetuk pintu rumah bercat hijau kusam tersebut tiga kali, pohon-pohon di sekitar rumah bergoyang perlahan. Sedikit memberikan hawa nyaman ditengah rasa gugup yang kian menerpa.

"Ada apa lagi?" tanya seorang gadis tinggi kurus dengan ketus sambil membukakan pintu.

"Kania...," Kana memanggil nama gadis tersebut.

"Keluargaku memang miskin, tapi harus berapa kali aku katakan kalau aku tidak pernah mencuri?" ucap gadis itu masih dengan nada yang masih ketus.

"Aku..."

"Walaupun bukan aku yang mencuri, aku berjanji akan mengganti uang yang hilang tersebut, tapi beri aku waktu," potong Kania.

***

Kana menatap nanar laci kecil yang berada di dalam lemari pakaiannya yang terlihat kosong. Ia seketika langsung lemas. Uang Rp1.500.000 yang akan ia bayarkan untuk biaya semester di kampus tempat ia kuliah, tiba-tiba hilang. Padahal ia yakin, uang tersebut di simpan di dalam laci tersebut.

Tadi malam, usai mengambil uang di mesin ATM, ia langsung menyimpannya di laci lemari. Khawatir tercecer. Uang kuliah tersebut seharusnya tadi pagi ia bayarkan. Namun, efek terburu-buru karena ada praktikum di jam pertama, ia lupa. Kana berangkat begitu saja ke kampus tanpa membawa uang tersebut.

Saat uang yang ia simpan tidak ada ditempatnya, entah mengapa bayangan Kania langsung berkelebat. Ia merasa sangat yakin kalau Kania yang mencuri uang itu. Kania merupakan sepupu jauh Kana dari pihak ibu. Sudah seminggu ini, Kania menumpang tinggal di kostan yang disewa Kana karena sedang melamar pekerjaan di salah satu pabrik.

Kania menumpang sementara karena terbentur biaya. Jangankan untuk menyewa kamar kost, untuk biaya transportasi dari desa ke pabrik saja butuh urunan dari beberapa keluarga dekat. Itu makanya, untuk menghemat biaya, Kania meminta izin untuk menumpang sementara di kostan Kana.

***

"Bikin malu keluarga saja!"

"Ampun, Bu, saya tidak mencuri. Ampun!" jerit Kania saat sang ibunda mengayunkan sapu lidi ke kedua betisnya sambil mengomel.

Usai menyadari uang untuk membayar biaya kuliah hilang, Kana langsung memberitahu sang ibu. Ia tidak hanya melapor uangnya hilang, tetapi juga mengatakan ia mencurigai Kania yang mengambil uang tersebut. Alhasil, kabar tersebut langsung menyebar ke seluruh keluarga besar. Meski membantah berkali-kali, Kania tetap dipanggil pulang. Proses rekrutmen di pabrik ia tinggalkan. Kania akhirnya memilih pulang menghadapi sidang keluarga.

***

Malam itu Kana tidak bisa tidur. Begitupula malam-malam selanjutnya. Sudah hampir satu bulan ia merasa gelisah dan insomnia. Itu gara-gara ia menemukan uang pecahan Rp100.000 sebanyak 15 lembar dibalik diktat-diktat kuliah tebal yang ia simpan di lemari kecil dekat jendela. Itu uang yang ia kira hilang dua bulan lalu.

Setelah menemukan uang itu, Kana baru teringat. Ia memang tidak menyimpan uang di laci seperti biasanya. Uang untuk biaya kuliah itu ia selipkan di diktat kuliah. Tujuannya agar tidak hilang. Meski masih tergolong sepupu, Kana tidak begitu percaya pada Kania. Ia takut, bila melihat ada uang di lemari, Kania gelap mata dan mencurinya.

Terlebih saat itu Kania sedang membutuhkan uang untuk membeli beberapa keperluan bila diterima bekerja di pabrik. Namun apesnya, setelah menyelipkan uang tersebut Kana lupa. Mungkin karena tidak biasa menyelipkan uang di diktat kuliah. Ia sudah terbiasa menyimpan uang di laci lemari pakaian.

***

Awalnya Kana akan mengabaikan penemuan uang itu. Ia awalnya akan tetap berpura-pura kalau Kania yang memang mencuri uang kuliahnya. Namun semakin hari, rasa bersalah itu kian menghimpit. Terlebih saat hilal telah tampak, sebagai tanda hari kemenangan akan segera tiba.

Ia rasanya tak sanggup lagi menutupi kekhilafan kepada Kania. Akhirnya, saat hilal benar-benar tampak, Kana menemui Kania. Meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Ia sangat menyesal telah berburuk sangka pada saudara sendiri, membabi buta menuduh sang sepupu mencuri tanpa bukti apapun hanya berdasar kecurigaan dan prasangka.

 "Kania maafkan aku, " ucap Kana tergugu sambil memeluk Kania yang masih berdiri mematung di samping pintu. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun