Saat uang yang ia simpan tidak ada ditempatnya, entah mengapa bayangan Kania langsung berkelebat. Ia merasa sangat yakin kalau Kania yang mencuri uang itu. Kania merupakan sepupu jauh Kana dari pihak ibu. Sudah seminggu ini, Kania menumpang tinggal di kostan yang disewa Kana karena sedang melamar pekerjaan di salah satu pabrik.
Kania menumpang sementara karena terbentur biaya. Jangankan untuk menyewa kamar kost, untuk biaya transportasi dari desa ke pabrik saja butuh urunan dari beberapa keluarga dekat. Itu makanya, untuk menghemat biaya, Kania meminta izin untuk menumpang sementara di kostan Kana.
***
"Bikin malu keluarga saja!"
"Ampun, Bu, saya tidak mencuri. Ampun!" jerit Kania saat sang ibunda mengayunkan sapu lidi ke kedua betisnya sambil mengomel.
Usai menyadari uang untuk membayar biaya kuliah hilang, Kana langsung memberitahu sang ibu. Ia tidak hanya melapor uangnya hilang, tetapi juga mengatakan ia mencurigai Kania yang mengambil uang tersebut. Alhasil, kabar tersebut langsung menyebar ke seluruh keluarga besar. Meski membantah berkali-kali, Kania tetap dipanggil pulang. Proses rekrutmen di pabrik ia tinggalkan. Kania akhirnya memilih pulang menghadapi sidang keluarga.
***
Malam itu Kana tidak bisa tidur. Begitupula malam-malam selanjutnya. Sudah hampir satu bulan ia merasa gelisah dan insomnia. Itu gara-gara ia menemukan uang pecahan Rp100.000 sebanyak 15 lembar dibalik diktat-diktat kuliah tebal yang ia simpan di lemari kecil dekat jendela. Itu uang yang ia kira hilang dua bulan lalu.
Setelah menemukan uang itu, Kana baru teringat. Ia memang tidak menyimpan uang di laci seperti biasanya. Uang untuk biaya kuliah itu ia selipkan di diktat kuliah. Tujuannya agar tidak hilang. Meski masih tergolong sepupu, Kana tidak begitu percaya pada Kania. Ia takut, bila melihat ada uang di lemari, Kania gelap mata dan mencurinya.
Terlebih saat itu Kania sedang membutuhkan uang untuk membeli beberapa keperluan bila diterima bekerja di pabrik. Namun apesnya, setelah menyelipkan uang tersebut Kana lupa. Mungkin karena tidak biasa menyelipkan uang di diktat kuliah. Ia sudah terbiasa menyimpan uang di laci lemari pakaian.
***