Idulfitri selalu dirayakan spesial oleh warga Pulau Belakangpadang, Kota Batam, Kepulauan Riau. Untuk memeriahkan Hari Kemenangan, hampir setiap tahun selalu ada lomba lampu colok yang membuat pulau yang hanya sepelemparan batu dari Singapura itu selalu terlihat gemerlap sepanjang Ramadan. Selain itu, ada pawai astaka hingga lomba takbir pentas.
Seluruh warga juga melakukan shalat Idulfitri di Lapangan Indera Sakti  yang luasnya hampir dua kali lipat dari lapangan sepakbola. Masjid dan mushalla untuk sementara "diistirahatkan". Salat Idulfitri dipusatkan di lapangan tersebut. Bukan, bukan tidak menghormati masjid, namun lebih kepada kebersamaan.
Mereka saling bersalaman dengan sesama jamaah, meminta saling memaafkan. Lokasi shalat Idulfitri yang terpusat di satu tempat, sangat memudahkan warga untuk saling bermaafan dengan keluarga dan kerabat. Meski demikian, nanti setelah matahari sedikit meninggi, mereka tetap saling berkunjung ke rumah masing-masing. Bermaaf-maafan kembali.
Saling Berbalas Kunjungan
Idulfitri hari pertama dan hari kedua biasanya digunakan warga Belakangpadang untuk saling berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain. Tujuannya tentu saja untuk saling bermaafan dan memeprerat tali silaturahmi yang sudah terjalin.
Selain disuguhi kue, saat kunjungan tersebut juga biasanya ditawari untuk mencicip aneka masakan khas lebaran. Biasanya makanan tersebut sudah terhidang di meja, kita tinggal mengambil piring dan bersantap. Terkadang, bila berkunjung pada hari kedua lebaran, bukan opor dan ketupat yang terhidang, tetapi masakan khas Indonesia yang lain yang tak kalah lezat.
Berkeliling dengan Berjalan KakiÂ
Pulau Belakangpadang merupakan pulau kecil yang padat penduduk. Biasanya saat berkeliling untuk bersilaturahmi saling bermaafan dari rumah ke rumah, banyak yang memilih untuk berjalan kaki. Daripada, sebentar turun dari sepeda motor, kemudian naik lagi, turun lagi, lebih baik berjalan kaki saja.
Panen Salam Tempel
Meski letih, anak-anak biasanya tetap semangat berkeliling bermaafan dari rumah kerabat yang satu ke yang lain. Sebab, setiap berkunjung ke satu rumah, biasanya suka diberikan "salam tempel" walaupun tidak meminta. Seperti ada ketentuan yang tidak tertulis, setiap ada tamu anak-anak, harus diberi "salam tempel".
Tradisi Doa Bersama
Khusus untuk keluarga besar suami, Â tradisi bermaaf-maafan saat Idulfitri, biasanya juga diiringi dengan doa bersama. Usai shalat Idulfitri --sebelum berkunjung ke rumah kerabat, keluarga besar suami biasanya berkumpul di rumah nenek mertua. Kami mengadakan doa bersama yang dipimpin oleh kakek mertua. Setelah itu saling sungkem kepada nggota keluarga yang lebih tua. Usai sungkeman kami lalu makan bersama, menikmati aneka hidangan lebaran yang sudah disiapkan di meja makan.
Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H