Beberapa ada juga yang mengembangkan kue semprit ini dengan varian rasa yang lain, seperti cokelat, keju, sagu hingga red velvet. Namun, secara keseluruhan, ada benang merah diantara kue-kue semprit itu. Ada rasa yang khas yang langsung terasa di lidah saat pertama kali menggigit --kecuali yang rasa sagu.
Selain faktor rasa, saya menyukai kue semprit sepertinya karena unsur terbiasa. Setiap Idulfitri, kue ini selalu hadir menemani. Selalu tersaji di meja tamu kami. Kue ini seperti kue legendrais keluarga. Kue andalan untuk disuguhkan kepada para tamu. Meski terkadang membuat sendiri, terkadang membeli.
Dulu saya mengira kue kering ini kue asli Indonesia. Sebab sejak saya masih bocah, di setiap rumah, baik di kota maupun desa, hampir selalu tersedia kue kering semprit ini setiap kali lebaran tiba. Namun, setelah membaca beberapa referensi, kue semprit katanya berasal dari Jerman sana.
Nama asli kue semprit pun ternyata sangat khas Jerman, "spritz", yang kalau dalam Bahasa Indonesia berarti "semprot" atau "muncrat". Nama tersebut sangat sesuai dengan cara membuatnya. Adonan kue dimuncratkan dengan alat pembuat kue secara khusus. Biasanya berbentuk huruf "S" atau "O".
Beberapa ada juga yang dibuat berbentuk bunga, biasanya tengah-tengah dari kue tersebut diberi choco chips sebagai pemanis. Sebagian ada juga yang dibentuk persegi panjang begitu saja. Bentuk kue ini memang sesuai selera dari yang membuat, meski umumnya berbentuk bunga mawar atau huruf "O".
Percayalah Setiap Kue Kering Ada Penggemarnya
Diantara semua kue kering yang selalu disuguhkan saat lebaran, saya tidak terlalu suka dengan kastangel. Kue kering keju yang biasanya disajikan dengan ukuran persegi panjang tersebut menurut saya rasanya sedikit aneh. Asin tetapi hanya samar-samar. Tidak ada rasa manis sama sekali seperti umumnya kue-kue kering.
Selain kastangel, saya juga tidak terlalu suka dengan kue kering putri salju. Menurut saya rasanya kurang paripurna. Namun jangan salah, bagi kebanyakan orang, sama halnya seperti nastar, kue putri salju merupakan salah satu kue wajib hidang saat Idulfitri tiba. Kue ini hampir selalu ada di meja-meja ruang tamu yang menggelar open house.
Suami saya salah satu pecinta kue putri salju. Biasanya ia rajin memesan kue putri salju ke salah satu rekan yang biasa menjual aneka kue kering setiap kali Idulfitri menjelang. Terkadang, sebelum lebaran tiba, kue tersebut sudah nyaris habis karena dicicil dikudap. Alhasil, beberapa hari menjelang Idulfitri, melipir ke supermarket untuk membeli kembali kue putri salju untuk hidangan tamu saat Idulfitri.
Kadang kue kering favorit saat lebaran itu bukan enak atau tidak enak, tetapi biasa atau tidak biasa. Sejak kecil, saya mungkin terbiasa mengkonsumsi kue-kue kering dengan rasa manis yang lumayan pekat. Sehingga, kastangel dan kue putri salju tidak begitu saya suka. Namun, kue-kue yang manisnya paripurna seperti nastar, kue kacang, lidah kucing saya sangat suka.