Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hindari Kalap, Lebih Baik Berbelanja Secara Bertahap

2 Mei 2020   21:52 Diperbarui: 2 Mei 2020   22:15 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bijak Berbelanja. | Dokumentasi Pribadi

Begitu juga dengan sayuran. Jangan membeli kangkung dan bayam untuk menu sayur selama satu minggu. Meski sudah dibungkus koran, tetap saja kesegarannya berbeda. Padukan dengan sayuran lain yang lebih tahan lama, ketimun misalnya, brokoli, atau kacang panjang.

Sayuran yang lebih rentan layu harus dimasak terlebih dahulu. Jangan terbalik. Selain itu, bila kita tahu tidak akan cukup banyak waktu untuk menyiangi kangkung dan bayam, jangan membeli kedua sayuran itu. Mending beli sayuran lain yang tidak terlalu ribet saat akan dimasak.

Dulu saya sering soalnya tergoda membeli kangkung karena terlihat segar, tetapi setelah dibeli ternyata malas menyiangi. Apalagi saat harus buru-buru memasak. Alhasil kangkung teronggok di kulkas dan akhirnya layu dan menguning. Tak layak lagi dikonsumsi. Akhirnya dibuang.

Bagi yang tidak terlalu hobi memasak, bila ke pasar setiap satu minggu sekali, jangan membeli kebutuhan memasak untuk satu minggu. Beli saja untuk kebutuhan lima hari. Percaya deh, meskipun sedang pandemi corona seperti saat ini, selalu saja ada alasan untuk membeli makanan yang sudah siap santap.

Bagi yang tidak hobi memasak, mengolah makanan itu sangat menyiksa. Sehingga, perlu rehat sejenak. Alhasil satu-dua hari libur memasak dulu. Atau memasak untuk sarapan dan makan siang, tetapi untuk makan malam membeli. Atau sebaliknya, memasak untuk makan malam, makan siang dan sarapan beli.

Daripada Menimbun Makanan, Lebih Baik Menyimpan Uangnya

Dulu saya diajari ibu saya. Jangan pernah membeli kebutuhan pokok sekaligus. Lebih baik menyimpan uangnya daripada menimbun barang yang kita butuhkan. Beli seperlunya saja untuk kebutuhan beberapa hari. Jangan untuk satu bulan sekaligus. Bila sudah habis, bisa membeli ulang.

Kita tidak tahu kan apa yang akan terjadi ke depan. Amit-amit sih ya, tapi misalkan sudah membeli satu karung beras yang berukuran besar untuk kebutuhan satu bulan sekaligus, eh rumah kita tiba-tiba terkena bajir lumayan besar. Beras rusak. Tidak lagi bisa dimakan. Atau, tiba-tiba ada tikus atau kecoa masuk rumah, beras terpapar tikus atau kecoa. Jijik kan kalau dimakan lagi.

Kalau membeli secara bertahap kita bisa membeli ulang, bila sudah membeli sekaligus, uang untuk membelinya sudah tidak ada. Kalau kita punya uang simpanan, kalau sama sekali tidak punya bagaimana. Masa harus tidak makan?

Terkait kecendrungan berbelanja kalap juga saya sudah mulai membenahi diri. Sayang uangnya terbuang begitu saja melalui makanan. Mending kalau makanannya termakan dan kita nikmati, ini malah terbuang. Lebih baik uangnya dikumpulkan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.

Atau untuk disedekahkan, ketahuan kita bisa menambah pahala. Nah, kalau dibelikan makanan terus dibuang-buang, justru kita malah mendapat dosa. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun