Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Pawai Astaka hingga Takbir Pentas, Kemeriahan Sambut Idulfitri di Belakangpadang

31 Mei 2019   11:42 Diperbarui: 31 Mei 2019   19:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak warga Belakangpadang saat malam takbiran justru makan di luar bersama keluarga dan kerabat. | Dokumentasi Pribadi

Replika masjid. | Dokumentasi Pribadi
Replika masjid. | Dokumentasi Pribadi

Tak hanya orang dewasa yang terlibat pada pawai tersebut. Anak-anak juga ikut memeriahkan. Uniknya, karena Belakangpadang merupakan pulau kecil yang jalan utamanya hanya dilintasi sepeda motor dan becak, pawai tersebut juga hanya mengandalkan becak dan sepeda motor. Beberapa malah ada yang ditenteng begitu saja.

Pawai. | Dokumentasi Pribadi
Pawai. | Dokumentasi Pribadi

Namun justru karena pawai berlangsung secara perlahan, membuat suasana lebih meriah. Pengunjung dan masyarakat Belakangpadang yang sedang asyik ngopi atau berwisata kuliner di sepanjang pelabuhan, langsung brkerumum melihat para peserta pawai yang tampil dengan maksimal.

Semarak dengan Lomba Takbir Pentas

Selain pawai astaka, pengunjung dan masyarakat Belakangpadang umumnya langsung melanjutkan kemeriahan malam takbiran dengan menonton lomba takbir pentas yang start dan finish di lapangan yang sama dengan pawai astaka. Usai peserta berkeliling, pengunjung juga ikut peserta menuju Lapangan Indera Sakti. Biasanya mereka duduk di tribun yang ada disekitar lapangan. Tribun mini yang dibuat dari bahan semen.

Dimeriahkan anak-anak. | Dokumentasi Pribadi
Dimeriahkan anak-anak. | Dokumentasi Pribadi

Beberapa ada yang memilih duduk langsung di atas sepeda motor yang mereka bawa. Biasanya yang duduk di atas sepeda motor adalah pengunjung yang tidak menonton hingga akhir. Jadi agar praktis, dan kapan saja bisa pulang, memilih menonton sambil duduk diatas sepeda motor.

Dimeriahkan dengan beduk yang bertalu. | Dokumentasi Pribadi
Dimeriahkan dengan beduk yang bertalu. | Dokumentasi Pribadi

Peserta yang lumayan banyak, mengharuskan lomba berakhir hingga tengah malam. Bagi saya yang memiliki anak kecil, biasanya hanya menonton tidak lebih dari pukul 22.00 WIB. Kasihan si kecil yang harus menahan kantuk, terlebih esok harinya harus menjalankan shalat Idulfitri di lapangan yang sama.

Banyak warga Belakangpadang saat malam takbiran justru makan di luar bersama keluarga dan kerabat. | Dokumentasi Pribadi
Banyak warga Belakangpadang saat malam takbiran justru makan di luar bersama keluarga dan kerabat. | Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun