Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bila Lapar Bisa Ditahan, Penggunaan Plastik Seharusnya Bisa Ditekan

10 Mei 2019   22:39 Diperbarui: 10 Mei 2019   22:47 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah plastik kerap menjadi momok. Pasalnya, sampah jenis ini menimbulkan dampak negatif yang lebih banyak. Masih ingat kan akhir April 2019 lalu, saat DKI Jakarta banjir? Menurut sang gubernur yang dikutip beberapa media, salah satunya akibat (kiriman) sampah (plastik) yang beratnya mencapai 170 ton.

Selain mengakibatkan banjir, sampah plastik juga dapat menyebabkan kanker. Sampah plastik yang dibuang ke laut, tidak bisa terurai sepenuhnya. Bila tidak diambil, diolah, atau dibuang ke tempat lain, sampah plastik akan bertahan di lautan hingga bertahun-tahun. Sampah plastik tersebut tidak akan musnah, hanya akan berubah menjadi butiran yang lebih kecil.

Itu pun dalam waktu yang sangat lama, gelas plastik yang biasa kita gunakan untuk wadah jus atau kopi/teh, baru akan hancur sekitar 50 tahun, botol bekas air minum kemasan bahkan baru bisa hancur setelah 450 tahun. Sementara kantong plastik yang biasa kita gunakan untuk membawa belanjaan, baru bisa hancur sekitar 10 hingga 20 tahun kemudian.

Dokumentasi cnnindonesia.com
Dokumentasi cnnindonesia.com
Masih ingat kan penemuan kemasan mie instan di salah satu pantai di Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang viral beberapa waktu lalu. Kemasan mie instan yang sudah 19 tahun terombang-ambing di laut itu, terlihat masih utuh, meski warnanya sedikit pudar, agak kekuningan.

Saat sampah plastik terurai menjadi butiran-butiran kecil, jangan senang dulu. Mikroplastik itu justru sangat berbahaya. Bila mikroplastik dikonsumsi oleh ikan karena disangka fitoplankton, kemudian ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia, akan rentan menyebabkan penyakit yang paling ditakuti, yakni kanker.

Sedihnya, berdasarkan studi yang dilakukan Ocean Conservancy dan McKinsey Center for Business and Environment, setiap tahun ada 8 juta ton plastik yang dibuang ke laut. Bila tidak ada pengurangan pemakaian plastik, pada tahun 2025, diperkirakan akan ada 155 juta ton plastik yang beredar di lautan.

Mirisnya, Indonesia termasuk satu dari lima negara yang menyumbang 60 persen dari sampah plastik itu, selain Tiongkok, Filipina, Thailand dan Vietnam. Oleh karena itu, sebelum kita "dililit" sampah plastik yang sangat sulit terurai, ayo kita mulai mengurangi penggunaan sampah plastik.

Ramadan yang penuh berkah ini, dapat kita jadikan momen untuk mengurangi penggunaan produk plastik sekali pakai. Bila sanggup menahan haus, lapar, dan amarah, pasti tidak sulit menahan diri agar tidak keenakan menggunakan produk plastik sekali pakai.

Berbelanja Sedikit-sedikit
Ramadan ini, coba deh menahan diri untuk tidak kalap berbelanja. Barang yang kita butuhkan, beli sedikit-sedikit di supermarket dekat rumah, sesuai dengan kebutuhan yang mendesak pada saat itu. Jangan berbelanja keperluan rumah tangga secara sekaligus untuk satu bulan.

Hindari berbelanja banyak sekaligus. | Dokumentasi finansialku.com
Hindari berbelanja banyak sekaligus. | Dokumentasi finansialku.com
Berbelanja sekaligus lebih rentan boros menggunakan kantong plastik sekali pakai. Apalagi biasanya tas kain yang kita miliki ukurannya juga tidak terlalu besar. Mungkin bisa sih membawa lebih dari satu, tetapi kan kurang praktis. Apalagi bila yang dibeli adalah barang dengan ukuran yang lumayan besar.

Selain itu, bila hanya berbelanja dua atau tiga barang yang masih bisa ditenteng, lebih baik dibawa langsung tanpa dimasukan ke dalam kantong. Namun terkadang, para penjual di negeri kita ini terlalu sopan. Mereka tidak enak bila pembeli menenteng belanjaannya begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun