Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Sibuk Belanja Baju, Siapkan Ini Jelang Kelahiran Anak Pertama

24 Februari 2019   23:21 Diperbarui: 25 Februari 2019   12:48 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi bayi yang baru lahir memerlukan penanganan khusus. Terkadang kondisinya berbeda dari satu bayi dengan bayi yang lain. Ada baiknya kita rajin mencari informasi sehingga memiliki gambaran secara keseluruhan. Jadi kita juga tidak gampang panik saat terjadi hal yang kita pikir tidak biasa pada bayi kita, padahal umum terjadi.

Saat bayi ASI usia dua bulan tidak (maaf) BAB selama hampir dua pekan misalnya. Saya sempat panik, takut kenapa-kenapa dengan sistem pencernaannya. Namun setelah berbagi pengalaman di suatu komunitas dan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, hal tersebut biasa terjadi pada bayi ASI.

Menjadi orangtua memang harus siap dengan konsekuensi meng-upgrade ilmu mengenai parenting. Beruntunglah kita menjadi orangtua saat sudah ada Google. Meski terkadang harus pintar memilah dan memfilter informasi.

Siapkan Mental

Tidak semua bayi rewel, ada juga yang anteng. Namun ada saatnya bayi terus menangis meski popok sudah diganti, perut sudah kenyang diisi susu, badan sudah hangat dibalur minyak telon, pengatur suhu ruangan sudah dinyalakan dengan suhu tidak terlalu panas, juga tidak terlalu dingin.

Dulu saat anak pertama, pernah sekali waktu saking sudah ngantuknya, tetapi si bayi masih saja menangis, saya dan suami sampai pasrah, bilang sama si bayi, "nangis lah, Nak, Ibu dan Ayah mau tidur." Entah sudah mengerti dengan keputusasaan kami, entah memang sudah letih menangis, tangis si bayi tiba-tiba reda dan langsung tertidur.

Bayi yang rewel dan terus menerus menangis bisa memicu stres dan rasa panik. Oleh karena itu, mental juga harus disiapkan. Harus lebih sabar. Kalau bisa gantian dengan suami untuk mengurus bayi. Kurang tidur terkadang membuat kita cepat emosi dan tidak sabaran. Jadi sebaiknya, bergantian istirahat dengan pasangan.

Apalagi setelah melahirkan anak pertama ketahanan fisik sedikit berkurang. Meski sudah istirahat cukup, rasa lelah seperti terus mendera. Dulu saya mengira efek begadang karena harus memberikan ASI setiap dua jam sekali, belakangan saya tahu ternyata efek rasa khawatir. Panik berlebihan, takut tidak bisa jadi ibu yang baik.

Saat melahirkan anak kedua, saya tidak merasakan rasa lelah yang berlebihan. Rasanya biasa saja. Padahal saya juga begadang untuk memberikan ASI ekslusif. Mungkin karena saya lebih santai. Tidak terlalu memikirkan harus begini, harus begitu saat merawat si kecil. Tidak terlalu idealis, lebih fleksibel dibanding saat merawat anak pertama. Mungkin karena saya juga merasa lebih siap, merasa lebih berpengalaman.  

Persiapan mental paling penting untuk disiapkan. Jangan sampai setelah melahirkan malah terkena baby blues atau post partum depression. 

Sudah banyak contoh tragis akibat depresi pascamelahirkan. Amit-amit, jangan sampai terjadi pada kita. Oleh karena itu, yuk siapkan mental agar tidak kaget saat si bayi lahir dan berada di tengah-tengah kita. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun