Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

[Pekan Sarapan Nasional] Sudahkah Anda Sarapan Pagi Ini?

17 Februari 2019   01:51 Diperbarui: 17 Februari 2019   04:26 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari fimela.com

Kebiasaan sarapan memang harus "dipaksa" sejak kecil. Bila tidak terbiasa sarapan, saat anak sudah besar dia tidak bisa makan pagi. Ada beberapa teman yang mengaku mual bila sarapan terlalu pagi. Apalagi bila sarapan berat seperti nasi dan lauk pauk. Padahal, kalau sahur bisa, mengapa sarapan pagi tidak bisa?

Biasakan Sarapan Bernutrisi

Menurut Ketua Umum Persatuan Pakar Gizi (Pergizi) Pangan Indonesia, Prof. Dr. Hardinsyah, MS yang dikutip Viva, menu sarapan bergizi seimbang itu yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Hal itu seperti yang dicontohkan dalam "Isi Piringku" Kementrian Kesehatan RI.

Bila merujuk "Isi Piringku" Kementrian Kesehatan RI, satu piring untuk satu kali makan harus ada lauk pauk, buah-buahan, sayuran dan makanan pokok. Sayuran dan makanan pokok memiliki porsi yang lebih besar dibanding buah-buhan dan lauk pauk. Namun jenis untuk setiap kategori dapat disesuaikan sesuai selera.

Prof. Dr. Hardinsyah, MS  juga mengungkapkan, membiasakan sarapan bergizi sangat baik untuk anak-anak. Sarapan dapat membantu meningkatkan konsentrasi anak saat belajar, membantu meningkatkan prestasi akademis, menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat, sekaligus mencegah anak dari konsumsi jajanan yang tidak sehat.

Saya pernah mengalami ini. Saat awal masuk TK anak saya sering tidak sarapan. Alasannya karena waktu berangkat dari rumah ke sekolah sudah terlalu mepet. Jarak dari rumah ke sekolah lumayan jauh. Bila dipaksakan khawatir terlambat sekolah. Saya juga berpikir toh dia catering. Nanti di sekolah bisa sarapan.

Namun setelah membaca referensi dari beberapa sumber, sarapan sebaiknya dilakukan maksimal dua jam setelah bangun, atau sebelum pukul 09.00. Padahal waktu istirahat makan di sekolah anak saya lebih dari waktu sarapan seperti yang disarankan. Alhasil waktu itu anak saya sering sakit.

Ia bahkan pernah hampir dua minggu tidak masuk sekolah karena kondisi badannya yang tidak memungkinkan. Wali kelas anak saya bahkan sampai berkunjung ke rumah. Setelah kejadian tersebut, saya menjaga pola makan anak, termasuk sarapan. Alhamdulillah, kondisi badannya menjadi lebih kuat. Tidak pernah lagi harus bolos sekolah karena sakit.

Sarapan memang penting, yuk biasakan sarapan. Selamat Pekan Sarapan Nasional. Sudahkah Anda sarapan pagi ini? Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun