Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menggerek Ekonomi Batam, Benarkah Ex Officio Solusi Terbaik?

7 Februari 2019   13:44 Diperbarui: 8 Februari 2019   08:10 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khawatir saja isu dualisme kewenangan hanya dibuat-buat untuk kepentingan segelintir orang. Terlebih, saat kampanye dulu walikota terpilih sekarang, gembar gembor akan menghapus UWTO. Isu ini dikhawatirkan "digoreng" agar  beliau bisa duduk di pucuk pimpinan BP Batam untuk "melunasi" janji.

Terlebih gubernur terpilih juga berasal dari partai yang sama dengan walikota, dan ketua umum partai tersebut secara terang-terangan --dikutip media-- sangat mendukung penghapusan UWTO. 

Padahal lahan di Batam berbeda statusnya dengan lahan di kota lain. Bila lahan di kota lain merupakan lahan warisan leluhur, lahan di Batam merupakan lahan yang dikembangkan oleh Otorita Batam/BP Batam.

Bila dulu tidak dibangun Otorita Batam/BP Batam, belum tentu pertumbuhan Batam sepesat sekarang, belum tentu harga lahan di Batam semahal sekarang, belum tentu juga banyak pendatang, karena dulu listrik dan air bersih saja tidak ada.

Sejak awal masyarakat juga sudah tahu, lahan di Batam hanya untuk guna pakai dengan biaya sewa yang harus dibayarkan setiap beberapa tahun.

Lahan di Batam diterapkan sebatas guna pakai karena jumlahnya terbatas, tetapi dijadikan sebagai tempat untuk mengembangkan industri. Agar tidak ada drama pembebasan lahan seperti di kota lain, digunakan metode seperti itu. 

Selain itu juga untuk melindungi agar lahan tersebut digunakan secara tepat. Bila tidak, lahan bisa ditarik ulang. Apalagi Batam berada di daerah perbatasan yang sangat dekat dengan negara tetangga.

Semoga kekhwatiran tersebut tidak terbukti. Semoga pemerintah pusat bisa menemukan formula yang tepat agar Batam bisa menjadi lokomotif perekonomian Indonesia seperti yang diharapkan. Amien. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun