Cerita Berbaur Sejarah, Romansa hingga Komedi
Meski tidak menyinggung terlalu dalam mengenai masa penjajahan Belanda di Indonesia, namun melalui fim ini kita bisa membayangkan seperti apa sih menderitanya warga pribumi saat itu. Kesulitan mencukupi kebutuhan pokok hingga hidup dibayangi rasa was-was karena selalu diteror oleh si penjajah dan anteknya.
Mike Wiluan dan Pevita Pearce saat menghadiri world premiere Buffalo Boys, di Fantasia International Film Festival. | Dokumentasi Infinite Studios
Meski sedikit
gloomy, film ini tetap menampilkan sisi komedi yang cukup menghibur. Apalagi ada "bonus" penampilan Ario Bayu yang berperan sebagai Jamar dan Yoshi Sudarso yang berperan sebagai Suwo di awal cerita yang pasti tidak ditemukan di film lain yang dibintangi oleh mereka
hehe.
Sama seperti film untuk dewasa pada umumnya, film ini juga dibumbui oleh kisah cinta, meski tidak terlalu ekspilisit. Namun beberapa adegan sedikit mengganggu, masa iya suasana lagi genting melawan musuh, masih aja sempat-sempatnya saling berpelukan cukup lama. Mbok ya, tunggu sampai kabur dulu dari tempat itu dan suasana lebih aman.
Pejabat Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, BP Batam, Pemerintah Kota Batam berfoto bersama pemain dan sutradara Buffalo Boys. | Dokumentasi Pribadi
Namun secara keseluruhan film ini sangat juara. Terlebih bagi yang suka film
action ala
western. Tembak-tembakannya, adu ototnya, semua terasa nyata, mirip film-film koboi Amerika. Apalagi film ini juga lumayan unik. Bila di Amerika sana si koboi menunggangi kuda, di film ini diplesetkan dengan menunggangi kerbau. Mungkin itu makanya judul filmnya Buffalo Boys.
Saya yang berfoto bersama anggota DPRD Kepulauan Riau, Asmin Patros, dan tokoh Batam yang juga adik dari Mantan Presiden RI BJ Habibie, Sri Sudarsono usai menonton Buffalo Boys. Beliau berdua kompak bilang filmnya bagus dan sangat bangga dengan Infinite Studios maupun sang pemilik. | Dokumentasi Pribadi
Saat saya tanya ide dari mana film tersebut, kok bisa kepikiran membuat film mengenai dua orang anak sultan yang ingin membalas dendam kepada salah satu penjajah Belanda, uniknya film itu berlatar Indonesia namun para pemerannya seperti para koboi di Amerika, sang sutradara Mike Wiluan mengatakan, berasal dari imajinasi.
Suasana Meet and Greet Buffalo Boys. | Dokumentasi Pribadi
Mike mengatakan ia sangat suka film
western, film koboi, selain itu ia juga sangat tertarik mengembangkan film berdasarkan sejarah Indonesia. Sehingga, apa salahnya menggabungkan kedua hal tersebut dalam satu film. Menurut Mike bukan tidak mungkin pada zaman dulu juga ada yang seperti itu, ada anak sultan atau petinggi di negeri kita tercinta ini yang dikirim ke luar negeri, tepatnya Amerika, Â untuk menyelamatkan diri. Setelah dewasa mereka menuntut balas.
Ah, filmnya memang menarik, mungkin karena lumayan banyak pihak juga yang terlibat dalam film ini, baik sineas nasional maupun internasional. Yuk, ah nonton mumpung baru tayang 19 Juli 2018 lalu. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Film Selengkapnya