Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mudik ke Pulau Kecil di Seberang Singapura

7 Juni 2018   13:31 Diperbarui: 7 Juni 2018   14:29 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap menjelang Idulfitri saya dan suami selalu mudik ke Pulau Belakangpadang, Batam, Kepulauan Riau. Kami biasanya menghabiskan waktu selama beberapa hari di rumah kakek-nenek suami bersama keluarga besar yang tinggal di beberapa pulau. Selain Pulau Belakangpadang, ada juga yang tinggal di Pulau Sambu, Batam, dan Bintan.

Sama seperti kami, keluarga yang tinggal di lain pulau biasanya datang satu-dua hari menjelang lebaran, beberapa ada juga yang datang usai shalat Idulfitri. Sebagian ada yang sudah tiba satu minggu sebelumnya. Tujuannya untuk membantu mempersiapkan keperluan Idulfitri --mulai dari memasak, menyiapkan aneka kue, hingga memastikan rumah terlihat "cling". Maklum setiap hari raya kekek dan nenek mertua selalu mengadakan open house.

Deretan boat di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Deretan boat di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Saya dan suami memilih mudik setiap tahun ke kampung halaman suami yang dapat ditempuh dari rumah sekitar 30 hingga 60 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor dan perahu boat. Sejak menikah delapan tahun lalu, saya belum sekalipun merayakan idulfitri di kampung halaman sendiri, Jawa Barat.

Alasannya, suasana menjelang Idulfitri terlalu ramai. Selain itu harga tiket pesawat Batam-Jakarta-Batam melambung cukup tinggi setiap kali lebaran tiba. Alasan lain, orangtua juga sudah meninggal sejak beberapa tahun lalu. Keluarga yang tersisa hanya nenek dan beberapa kerabat dekat. Itu makanya, setiap pulang ke kampung halaman sendiri, saya lebih memilih pulang di luar Idulfitri.

Memilih Parkir di Pelabuhan Internasional

Satu hari menjelang Idulfitri saya dan suami sudah bersiap berangkat ke Belakangpadang. Biasanya kami berangkat siang hari usai shalat dzuhur. Alasannya kalau berangkat terlalu pagi, pakaian dan barang yang akan dibawa belum seluruhnya rapi dikemas. Sementara bila berangkat terlalu sore, khawatir gelombang laut semakin kuat.

Bangunan putih itu adalah tanki-tanki milik pertamina di Pulau Sambu, yang berada di seberang Pulau Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Bangunan putih itu adalah tanki-tanki milik pertamina di Pulau Sambu, yang berada di seberang Pulau Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Setelah semua siap, kami berangkat ke Pelabuhan Sekupang. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 15-30 menit. Meski di sekitar pelabuhan pancung tersedia parkir yang lumayan luas dan nyaman, biasanya bila menginap di Belakangpadang kami lebih memilih memarkirkan kendaraan di Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang.

Kedua pelabuhan tersebut bersebelahan dan ada jalan tembus. Namun yang satu untuk transportasi kapal ke wilayah-wilayah lokal di sekitar Provinsi Kepulauan Riau, yang satu lagi untuk transportasi ke Singapura dan Malaysia. Kedua pelabuhan tersebut dibawah pengelolaan BP Batam.

Tempat parkir di Pelabuhan Sekupang, ini yang lokal lho. Bersih dan luas juga kan? | Dokumentasi Pribadi
Tempat parkir di Pelabuhan Sekupang, ini yang lokal lho. Bersih dan luas juga kan? | Dokumentasi Pribadi
Bedanya lagi, tempat parkir di pelabuhan lokal hanya ada pos jaga untuk kendaraan masuk saja. Untuk pos keluar, tidak ada. Jadi bila kendaraan mau keluar, keluar saja, tidak akan diminta untuk memperlihatkan karcis sebagai bukti oleh petugas. Kita pun hanya perlu membayar Rp2.000 untuk setiap kendaraan roda empat yang diparkir tanpa batas waktu.

Sementara untuk pelabuhan internasional, kita akan dikutip Rp25.000/hari. Beda tarifnya memang cukup jomplang. Lebih dari 10 kali lipat. Namun kami merasa kendaraan lebih aman bila diparkir di sana. Terlebih memang ada areal parkir khusus untuk kendaraan yang menginap.

Pelantar yang digunakan untuk naik boat ke Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Pelantar yang digunakan untuk naik boat ke Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Sebenarnya parkir kendaraan di pelabuhan lokal pun nyaman, tempatnya luas dan bersih. Selain itu juga tetap aman meski tidak ada petugas yang berjaga di pintu keluar. Terlebih kasus pencurian kendaraan bermotor di Batam sangat minim. Untuk kasus pencurian kendaraan roda empat bahkan hampir tidak ada. Namun menjelang Idulfitri, jumlah kendaraan yang parkir di pelabuhan tersebut berlipat-lipat. Terkadang bahkan hingga parkir pararel. Sehingga, terkadang susah saat mau keluar, apalagi tidak ada petugas yang membantu saat parkir.

Melanjutkan Perjalanan dengan Boat

Perjalanan dari Sekupang ke Belakangpadang memerlukan waktu sekitar 15 menit, dengan biaya Rp15 ribu/orang dewasa. Anak-anak biasanya gratis, kecuali yang sudah beranjak remaja. Terkadang kalaupun kita beli karcis, petugasnya yang bilang, anak-anak kecil tidak  harus bayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun